Jakarta, Pahami.id —
Media Singapura, Selat Timesmenyoroti makna salut empat jari yang belakangan banyak digunakan sejumlah masyarakat Indonesia pada kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Dalam artikel berjudul “Pemilu di Indonesia: Menghormati ’empat jari’ dan bagaimana Jokowi mendorong penyebarannya“, The Straits Times menulis, simbol empat jari belakangan ini sedang viral di kalangan sebagian masyarakat Indonesia.
Simbol tersebut berarti isyarat untuk memilih calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan atau calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Salut empat jari tersebut menginstruksikan pemilih untuk tidak memilih calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Kampanye ini merupakan inisiatif terbaru untuk mengesampingkan calon unggulan dan nomor urut 2 Prabowo Subianto yang dinilai mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo, tulisnya. Selat TimesSenin (5/2).
Selat Times mengutip pernyataan John Muhammad selaku Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia yang merupakan penggagas salut empat jari ini. Dalam kampanyenya pada 25 Januari di Instagram, John mengatakan empat jari digunakan untuk menyatakan preferensi untuk “menghindari”. [pasangan] Prabowo-Gibran.”
Pada Pilpres kali ini, Prabowo mendampingi Wali Kota Solo dan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo menuai kontroversi karena ia lolos berkat keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batasan usia minimal calon presiden dan wakil presiden. Saat itu, Mahkamah Konstitusi menetapkan mereka yang berusia di bawah 40 tahun namun memiliki pengalaman sebagai pemimpin daerah dapat mencalonkan diri sebagai calon presiden/wakil presiden.
Usia minimal untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden di Indonesia adalah 40 tahun.
Lebih lanjut, dalam pemberitaannya, The Straits Times juga menyoroti sikap Gibran yang menimbulkan sentimen negatif karena bersikap kasar saat debat cawapres.
Selain itu, media Singapura juga menyoroti persepsi masyarakat yang menilai Jokowi ikut campur dalam pemilu demi mendulang suara Gibran.
Pada 24 Januari lalu, Jokowi menyatakan Presiden diperbolehkan berkampanye dengan syarat tidak menggunakan fasilitas negara. Pernyataan ini memicu perdebatan karena dianggap netral.
Kritikus dan sejumlah warganet menuding Jokowi menggunakan posisinya untuk meyakinkan masyarakat agar memilih Prabowo, tulisnya. Selat Times.
Ketidakadilan yang dirasakan memicu munculnya gerakan empat jari yang berakar pada keyakinan bahwa Jokowi telah memanipulasi interpretasi undang-undang untuk mendukung kandidat tertentu, tulis media tersebut mengutip Made Supriatma sebagai pengamat tamu di ISEAS-Yusof Ishak Institute.
Selat Times lalu menyoroti klaim bahwa Jokowi berupaya sekuat tenaga agar Pilpres 14 Februari bisa berjalan hanya dalam satu putaran.
Salah satu upaya yang dilakukan Jokowi adalah terkait bantuan langsung tunai El Nino dan kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) pertama kali dalam lima tahun terakhir.
Mengutip Edbert Gani Suryahudaya dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, The Straits Times menegaskan hukum Indonesia mengenai batasan suara yang harus dikeluarkan untuk memenangkan pemilu presiden, yaitu 50 persen.
Jika tidak ada yang mencapai angka tersebut, maka dua calon dengan suara terbanyak akan memasuki pemungutan suara putaran kedua pada Juni mendatang.
Berdasarkan hasil beberapa survei, Prabowo-Gibran menang sekitar 40 persen pada Pilpres kali ini.
Meski begitu, sejumlah kelompok, seperti aktivis prodemokrasi, enggan jika Prabowo menang pemilu. Pasalnya, Prabowo punya catatan hitam, salah satunya terkait HAM pada zaman dahulu.
Oleh karena itu, para aktivis tersebut mendukung kampanye salut empat jari untuk menghalang-halangi suara Prabowo di Pemilu 2024.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);