Daftar isi
Jakarta, Pahami.id –
Ratusan orang menggelar demonstrasi memprotes kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (15/11) kemarin.
Sementara itu, Kamboja dan Thailand kembali terlibat baku tembak di perbatasan pada pekan lalu, sehingga Trump kembali harus ‘turun gunung’ untuk menjadi penengah kedua negara.
Berikut ulasannya di Flash internasional hari ini, Senin (17/11).
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul memprotes kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di luar kantor presiden AS, Gedung Putih, Washington DC, Sabtu (15/11) lalu.
Dalam aksinya, mereka membuat perimeter dan memasang garis polisi atau penanda TKP berwarna kuning di sekitar Gedung Putih.
Mereka menuntut Trump mundur dari kursi kepresidenan.
Para pengunjuk rasa juga membawa tanda protes dengan berbagai tulisan yang memprotes Trump. Beberapa di antaranya seperti ‘Trump sudah tiada sekarang’, ‘rakyat menuntut rezim Trump runtuh’, hingga ‘Trump adalah rezim fasis’.
Demonstrasi besar-besaran di Meksiko yang memprotes Presiden Claudia Sheinbaum akhir pekan ini dirusak oleh kekacauan.
Para pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang kebijakan keamanan yang diterapkan oleh Presiden Claudia Sheinbaum. Meski demonstrasi bermula dari kekhawatiran massa Gen Z yang menyebar di media sosial, namun di beberapa titik terdapat pengunjuk rasa dari segala usia.
Selain bendera Meksiko, El Tricolor, para pengunjuk rasa juga terlihat membawa bendera jerami bajak laut dari serial manga Jepang, One Piece. Salah satu bagiannya diketahui menjadi simbol protes pemuda global, termasuk di Indonesia.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ke pegunungan untuk menjadi penengah antara Thailand dan Kamboja yang kembali tegang usai baku tembak di perbatasan kedua negara Indochina.
Trump menelepon Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul pada Jumat (14/11) untuk membahas ketegangan kedua negara bertetangga di daratan Asia Tenggara.
Thailand untuk sementara menangguhkan perjanjian perdamaian antara kedua negara sehari setelah insiden ranjau. Mereka merasa Kamboja telah melanggar perjanjian dengan menempatkan ranjau baru di perbatasan.
(Tim/DNA)

