Site icon Pahami

Berita Massa Gelar Aksi di DPRD Medan, Polisi Bentuk Barikade

Berita Massa Gelar Aksi di DPRD Medan, Polisi Bentuk Barikade


Medan, Pahami.id

Massa berbagai koalisi bersatu di depan sebuah gedung DPRD Sumatra Utara Oposisi terhadap peningkatan tunjangan anggota DPR pada hari Selasa (5/26).

Tindakan itu kacau, karena publik dan petugas saling terlibat.

Pemantauan Pahami.id Di situs, aksi massal awalnya berjalan lancar. Publik kemudian menyampaikan pidato untuk membakar ban yang digunakan di depan gedung Sumatra Utara.


“Kami meminta untuk memadamkan tunjangan mewah Dewan Perwakilan Rakyat.

Publik terlibat dalam pertengkaran dengan polisi. Kemudian massa aksi berhasil mengetuk pintu Sumatra Utara. Akses ke Imam Bonol Medan Road segera ditutup oleh pihak berwenang.

Polisi segera membentuk Barikade untuk menyingkirkan publik. Publik harus pindah dari depan gedung DPRD Sumatra Utara. Situasi ini tegang karena massa terus tumbuh.

Saat ini, orang -orang masih berkumpul di sekitar Kantor Kejaksaan Medan. Orang -orang juga membakar ban di jalan. Sementara itu, petugas polisi masih memblokir publik mendekati gedung DPRD Sumatra Utara.

Wakil Pembicara Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa jumlah tunjangan rumah untuk anggota DPR adalah karena kesalahpahaman.

Dia menjelaskan bahwa tunjangan muncul karena dalam 2024-2029 anggota DPR tidak lagi menerima tempat tinggal resmi. Sementara itu, katanya, tunjangan pengganti rumah tidak dapat diberikan sekaligus.

Hanya saja, Dasco menilai bahwa penjelasan yang disajikan kepada masyarakat tidak cukup. Akibatnya, kesalahpahaman muncul yang mengarah pada polemik di depan umum.

“Mungkin penjelasan kemarin tidak lengkap, kurang terperinci, menghasilkan komunitas yang lebih luas,” katanya kepada wartawan di kompleks parlemen pada hari Selasa.

“Jadi, karena anggaran tidak cukup untuk diberikan sekaligus, jadi dibayar dengan angsuran selama setahun,” katanya.

Dasco mengatakan tunjangan RP50 juta hanya akan diberikan sampai Oktober 2025. Dia menjelaskan bahwa hadiah secara bertahap diadakan karena pada tahun 2024, parlemen tidak dapat memberikan tunjangan langsung untuk menggantikan tempat tinggal resmi yang dihilangkan.

Kemudian, dia mengatakan manfaat yang akan berhenti pada November 2025 akan dibebankan selama periode DPR hingga 2029.

“Jadi setelah Oktober 2025, setelah Oktober 2025, anggota DPR tidak menerima bahwa dia tidak akan menerima tunjangan kontrak rumah lainnya,” katanya.

(Fnr/wis)


Exit mobile version