Jakarta, Pahami.id –
Demonstrasi berjudul ‘Indonesia gelap‘Di depan DPRD Kota Malang, berjalan dengan berantakan pada hari Selasa (18/2). Orang bahkan berhasil
Ribuan aksi skala besar dari BEM di seluruh Raya yang malang dan Aliansi Sipil yang malang pada awalnya melakukan tindakan bahan bakar. Selanjutnya ketegangan demonstrasi meningkat sampai publik akhirnya memecahkan pintu sampai mereka memasuki rumah kota yang malang.
Para siswa dipenuhi oleh ketua Kota Malang, Amithya Ratnangsani Sirraduhita dan beberapa perwakilan lainnya. Tetapi massa tindakan masih tidak puas dengan hasil negosiasi. Akibatnya, kekacauan itu rusak lagi.
Orang -orang melemparkan batu, botol ke pecahan kaca menuju gedung DPRD Kota Malang. Polisi juga menghilangkannya, tepat di depan pintu masuk.
Salah satu orator, Daniel Alexandre Siagiian mengatakan ada setidaknya 14 poin klaim massal. Salah satunya adalah memprotes arahan Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi pengeluaran dalam implementasi pendapatan dan pengeluaran negara (APBN) dan Anggaran Regional Fiskal (APBD) 2025.
“Kebijakan pemotongan anggaran ini dapat berdampak negatif pada sektor -sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, layanan publik dan manajemen kemiskinan,” kata Daniel.
Selain itu, mereka juga mengkritik kinerja Presiden Prabowo Subianto dan lemari gemuknya.
“Akhirnya, fakta ini menunjukkan bahwa kejahatan pemerintah terus terjadi dari semua sektor pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, sektor hak asasi manusia, terutama dari sektor PSN yang belum tahu,” katanya.
Dari 14 poin permintaan, beberapa dari mereka adalah klaim untuk program nutrisi gratis (MBG), menghentikan militerisasi dan penindasan peralatan dan menolak tinjauan hukum dan hukum poli.
Siswa juga menuntut agar pemerintah menghentikan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang membuat orang -orang sengsara dan berbahaya bagi lingkungan. Serta permintaan untuk menolak ratifikasi tagihan Minerba.
(FRD/WIS)