Jakarta, Pahami.id —
Masoud Pezeshkian memenangkan putaran kedua Pemilihan Presiden Iran. Ia memperoleh 16,3 juta suara.
Kementerian Dalam Negeri mengumumkan bahwa Pezeshkian telah mengalahkan saingannya, Saeed Jalili yang konservatif garis keras.
“Dengan memperoleh suara mayoritas pada hari Jumat, Pezeshkian telah menjadi Presiden Iran berikutnya,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri, seperti dilansir Al-Jazeera.
Penghitungan suara resmi menunjukkan Pezeshkian sebagai pemenang dengan perolehan 16,3 juta suara atau 53,7 persen suara, sedangkan Jalili memperoleh 13,5 juta atau 44,3 persen suara.
Jumlah pemilih pada pemilu presiden putaran kedua kali ini mencapai 49,8 persen dari sekitar 61 juta warga Iran yang memenuhi syarat.
Juru bicara otoritas pemilu Mohsen Eslami mengatakan pada putaran pertama 28 Juni 2024, jumlah pemilih ‘hanya’ 40 persen. Angka ini merupakan angka terendah sejak evolusi negara ini pada tahun 1979.
Pemilihan presiden Iran digelar setelah meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter Mei lalu.
Putaran pertama pemilu akan berlangsung pada Juni 2024 tetapi tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen suara.
Pada putaran pertama, Pezeshkian memperoleh suara terbanyak dengan perolehan 42 persen suara. Sedangkan Jalili memperoleh 39 persen suara.
(lainnya/pta)