Site icon Pahami

Berita Masjid Tertua di Bandung, Mungsolkanas Nama Akronim dari Bahasa Sunda


Bandung, Pahami.id

Jika Anda tidak benar-benar ingin mencarinya atau penduduk setempat mengetahui keberadaannya, rasanya mustahil bagi orang untuk menemukannya di jalan. Cihampelas, yang terkenal sebagai kawasan wisata BandungDi Jawa Barat, terdapat sebuah masjid yang memiliki nilai sejarah.

Di kawasan ini terdapat sebuah masjid yang hingga kini tercatat sebagai masjid tertua di Kota Bandung.

Mungkin sebagian besar orang mengira Masjid Raya Bandung di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah Alun-Alun Bandung atau Masjid Cipaganti ini merupakan masjid tertua di Kota Bandung. Namun tahukah anda kalau masjid tertua yang ada di kota bandung adalah Masjid Mungsolkanas,” seperti yang tertulis di website Pemerintah Kota Bandung yang dikutip pada Kamis (7/3).


Masjid Mungsolkanas terletak di jalan kecil antara toko dan sekolah menengah di Jalan Cihampelas yang merupakan jalur satu arah.

Jika tidak diperhatikan, kalian yang belum tahu akan kesulitan mencari posisi jalurnya. Padahal di pintu gerbang gang tersebut terdapat keterangan tertulis dengan huruf kapital tentang lokasi Masjid Mungsolkanas.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Masjid ini terletak di Gang Mama Winata, Cihampelas, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Jarak mulut gang hingga pintu Masjid Mungsolkanas sekitar 50 meter.

Nama rumah ibadah terdengar asing untuk penamaan masjid di Indonesia yang umumnya menggunakan nama tokoh Islam, sahabat Rasulullah, dan kata-kata baik dari Al-Quran.

Ketua DKM Masjid Mungsolkanas, Djoko Wibowo menjelaskan, nama masjid merupakan singkatan atau akronim dari sebuah ayat Sunda.

Menghitung [singkatan] Ya, dengan kasar Bahasa sunda. Artinya kita mengingat shalawat. Berdiri untuk Tolong (Ayo), udang (Kami), nakal (membaca al-Quran), selamat, oh nabi (kepada Nabi Muhammad) Sallallahu Alaihi Wasallam. Itu tidak ditulis oleh Nabi Muhammad, tidak. Karena tertulis di belakang Sallallahu Alaihi Wasallam. Nabi [Nabi Muhammad] itu hanya satu yang mempunyai judul Sallallahu Alaihi Wasallam. Di samping itu [nabi lain] adalah Damai sejahtera besertamu,” kata Djoko yang ditemuinya CNNIndonesia.comRabu (6/3).

Mengutip dari situs Pemkot Bandung, nama unik ini diberikan oleh Mama Aden atau R Suradimadja alias Abdurohim. Akronim ini diambil dari falsafah shalat dalam kitab Tankibulkaul yang artinya setiap orang yang membaca dan mengamalkan shalat Nabi SAW, Insya Allah doanya akan terkabul.

Masjid Mungsolkanas yang merupakan masjid tertua di Bandung terletak di sebuah gang di kawasan Cihampelas. (CNNIndonesia/Cesar)

Dibangun pada tahun 1860-an, masjid ini telah menjadi tempat ibadah umat Islam di Bandung selama hampir dua abad. Namun, bangunan tersebut tidak lagi seperti cerita turun-temurun yang diceritakan kepada pengelolanya. Masjid tersebut kini telah dipugar sepenuhnya.

Djoko menuturkan, pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1860-an, saat orang tuanya melakukan perjalanan dari Kabupaten Garut hingga Bandung. Mereka datang untuk membangun masjid dan pesantren.

“Jadi di lingkungan ini dulunya ada pesantren,” ujarnya.

Setelah masjid selesai dibangun, para sesepuh mengajak masyarakat untuk beribadah di masjid Mungsolkanas.

Masjid Mungsolkanas didirikan pada tahun 1869. Awalnya hanya sekedar judul sederhana. Bentuk bangunannya kobong dan panggungnya terbuat dari lapak. Menurut beberapa catatan, bangunan masjid ini dibangun di atas tanah sumbangan nenek Zakaria Lantenas, janda R. Suradipura, Penghulu Kecamatan Lengkong Sukabumi yang meninggal pada tahun 1869.seperti yang tertulis di website Pemerintah Kota Bandung.

Masjid Mungsolkanas BandungMasjid Jami Mungsolkanas merupakan masjid tertua di Kota Bandung yang terletak di sebuah gang di kawasan Cihampelas, difoto Rabu (6/3). (Pahami.id/Cesar)

Djoko pun membenarkan bentuk awal bangunan masjid tersebut. Katanya, saat pertama kali didirikan, masjid ini merupakan bangunan bertingkat yang didominasi bahan kayu. Dari waktu ke waktu, bangunan masjid terus dipugar. Djoko mengenang, pada tahun 1980-an, beberapa pengurus melakukan pekerjaan pemugaran terhadap bangunan Masjid Mungsolkanas.

Dan kini masjid tersebut terlihat kokoh, karena memiliki dua lantai yang didominasi dinding bata. Tidak ada bekas bangunan lama yang tersisa.

“Sebelum ini [bentuknya] Panggung ya, dulunya panggung masjid. Hanya sekarang sudah hilang [yang tersisa]. “Dokumentasinya juga kurang, karena pada masa lalu belum ada,” ujarnya.

Meski tidak ada dokumentasi atau sisa-sisa bangunan di dalam masjid, namun pihak pengelola masjid tetap menyimpan satu-satunya peninggalan orang tua pendiri masjid Mungsolkanas.

Peninggalan ini merupakan Al-Qur’an yang ditulis tangan langsung pada masa lampau.

“Masih bisa kita lihat. Itu Al-Quran yang ditulis oleh Kiai Haji Abdul Rozak, itu pengurus di sini yang menulis Al-Quran dengan tangan,” ujarnya.

Selain Al-Quran kuno yang diletakkan di samping dinding, pengurus masjid juga meletakkan batu hitam besar berukir nama dan tahun berdirinya sinagoga di depan pintu masuk.

Masjid Mungsolkanas/ Didirikan Tahun 1869/ Mangga Urang Ngaos Sholawat ka Kanjeng Nabi SAW,” baca tulisan di batu itu.

Al-Quran berusia lebih dari satu abad, ditulis tangan dan disimpan serta dirawat oleh pengurus Masjid Mungsolkanas Bandung hingga saat ini. Foto diambil Rabu (6/3/2024). (CNNIndonesia/Cesar)

Setelah beberapa kali perbaikan dan renovasi, masjid ini kini memiliki dua lantai dan mampu menampung sedikitnya 100 jamaah.

Djoko juga mengatakan, dahulu Presiden pertama RI yang juga memberitakan tentang pahlawan, Sukarno saat masih kuliah di ITB sering mengadakan kebaktian di sana. Lokasi masjid dekat dengan kampus ITB.

Namun sayang, kata dia, tidak ada dokumentasi kegiatan aliran sesat presiden pertama RI tersebut, alias ceritanya didapat dari mulut ke mulut para sesepuh di sana.

“Ini juga cerita Presiden Sukarno ya, waktu kuliah di ITB. Sering ke sini, karena dulu masjidnya susah, makanya dia salat di sini. Iya, sering salat di masjid Sukarno. . Tapi tidak ada dokumentasi saat itu, susah sekali “Benar. Sulit. Ini sulit. Dia masih pelajar ya,” ujarnya.

Djoko mengatakan, setiap awal bulan Ramadhan, pengurus masjid biasanya menyiapkan takjil dan sahur bagi jamaah yang beribadah di Masjid Mungsolkanas. Biaya takjil dan makan sahur juga dikelola dari sedekah para donatur di masjid.

“Itu biasa saja. Jadi tiap sore juga ada takjil. Sahur juga ada, kuliah pagi juga ada,” ujarnya.

Artikel ini merupakan rangkaian cerita yang dimuat di masjid-masjid kuno di Indonesia CNNIndonesia.com pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah

(csr/anak-anak)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version