Jakarta, Pahami.id –
Koordinator Makanan Zulkifli Hasan Alias Zulhas kata semua unit layanan nutrisi (Sppg) yang menyediakan makanan bergizi gratis (MBG) Harus memiliki sertifikat kebersihan sanitasi (SHLS).
Berdasarkan data dari National Nutrition Agency (BGN), sekarang ada 9.533 SPPG yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia. Tidak diketahui berapa banyak SPPG yang sudah memiliki SHLS.
“Memang, sertifikat yang layak sanitasi adalah kondisi, tetapi setelah pasca -acara, perhatian khusus dapat dibuat. Harus atau wajib setiap SPPG harus memiliki SLH,” kata Zulhas pada konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu (28/9).
Zulhas mengatakan keselamatan anak -anak yang menggunakan MBG adalah prioritas pemerintah. Karena itu, partainya sekarang membutuhkan semua SPPG untuk memiliki SLH.
“Akan diperiksa jika tidak ada lagi insiden, keselamatan anak -anak kita adalah prioritas, SLHS adalah suatu keharusan untuk semua SPPG,” katanya.
Selain itu, ketua PAN meminta Menteri Kesehatan Gunadi Sadikin untuk mengarahkan Puskesma di semua wilayah untuk secara aktif memantau SPPG.
“Semua langkah diambil secara publik sehingga orang percaya bahwa makanan yang disajikan aman, bergizi untuk semua orang Indonesia,” katanya.
Sebelumnya kasus keracunan dalam program nutrisi gratis (MBG) adalah perhatian publik di masa lalu.
Badan Nutrisi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pada 22 September, ada 4.711 orang yang menjadi korban keracunan. Jumlah ini menyebar di tujuh wilayah Indonesia yang telah diklasifikasikan oleh tubuh.
Kasus keracunan yang dilindungi oleh Sumatra dari Sumatra dari 1.281 orang, wilayah Java II dari 2.606 orang, dan Wilayah III termasuk Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, ke Papua untuk 824 orang.
Sementara itu, data yang berbeda telah ditemukan oleh Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI). Pada 21 September 2025, JPPI mencatat keracunan MBG di Indonesia mencapai 6.452 orang.
Sebaliknya, Laboratorium Kesehatan Java Barat (Labkes) mengungkapkan bahwa bakteri Salmonella dan Bacillus cereus adalah penyebab utama keracunan makanan pada ribuan siswa di West Bandung Regency.
Kepala Unit Implementasi Teknis Regional (UPTD) Kantor Kesehatan Java Barat Dr. Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan bakteri ditemukan dari sampel makanan program makanan nutrisi gratis (MBGS) yang diperiksa oleh tim laboratorium.
“Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri yang rusak, Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” kata Ryan di Bandung pada hari Minggu (9/28)
(FRA/TFQ/FRA)