Jakarta, Pahami.id —
Presiden VladimirPutin menunjukkan militer Rusia telah menembakkan rudal balistik jarak menengah baru ke Ukraina dikenal sebagai Oreshnik.
Dalam pidatonya di televisi pada Kamis (21/11), Putin mengatakan pasukannya telah menguji rudal hipersonik jarak menengah dalam serangan ke Ukraina sebagai respons atas tindakan agresif negara-negara NATO.
“Kami yakin bahwa kami mempunyai hak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan (Ukraina) menggunakan senjata mereka terhadap fasilitas kami,” kata Putin dalam pidatonya, seperti dikutip Al Jazeera.
Anatoly Matviychuk, pakar militer Rusia, mengatakan rudal antarbenua hipersonik Oreshnik dapat membawa enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir, seperti dikutip Reuters.
Ini merupakan pidato pertama Putin sejak Presiden AS Joe Biden memberikan lampu hijau kepada Ukraina pada Minggu (17/11) untuk menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) buatan AS untuk menyerang beberapa sasaran di Rusia.
Izin ini diberikan Biden di saat situasi di Ukraina semakin menegangkan karena kehadiran pasukan Korea Utara membantu Rusia di Kursk dan karena serangan Kremlin baru-baru ini di kota-kota Ukraina timur.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa serangan terhadap Ukraina menggunakan ATACMS akan dianggap sebagai fase baru perang antara Rusia dan Barat.
Hal ini sejalan dengan peringatan Putin bahwa setiap penggunaan rudal jarak jauh di wilayah Rusia akan dianggap sebagai perang terbuka dengan negara-negara NATO.
Mengenai serangan rudal Oreshnik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia telah menggunakan Ukraina sebagai tempat uji coba rudal baru. Berdasarkan kajian para ahli, kata Zelensky, rudal tersebut terlihat seperti rudal balistik antarbenua.
Namun, para pejabat AS dan NATO mengulangi penjelasan Putin bahwa rudal tersebut adalah rudal balistik jarak menengah. Rudal tersebut memiliki jangkauan yang lebih pendek yaitu 3.000 hingga 5.500 kilometer.
Konflik Rusia-Ukraina belakangan semakin memanas setelah Kyiv mendapat izin dari beberapa negara Barat untuk menyerbu wilayah Rusia menggunakan senjata Barat.
Izin semacam ini belum pernah diberikan sebelumnya karena peringatan keras Rusia akan perang terbuka.
Namun melihat perkembangan perang, AS dan Inggris mulai menambah senjata untuk Ukraina.
Selain ATACMS, AS juga akan mengirimkan ranjau darat anti-personel ke Ukraina. Ukraina selain menggunakan ATACMS juga menyerang wilayah Rusia menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris.
(blq/rds)