Site icon Pahami

Berita Liga Arab Cabut Hizbullah dari Daftar Organisasi Teroris


Jakarta, Pahami.id

Liga Arab secara resmi mengusir kelompok milisi tersebut Hizbullah dari daftar organisasi teroris pada Sabtu (29/6).

Dalam pernyataan yang dimuat Al-Qahera News Channel, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki mengatakan pihaknya kini tidak lagi melabeli kelompok milisi di Lebanon selatan sebagai organisasi teroris.


“Negara-negara anggota Liga Arab sepakat label Hizbullah sebagai kelompok teroris tidak lagi digunakan,” kata Zaki seperti dikutip Anadolu Agency, Sabtu (29/6).

Bersamaan dengan itu, Zaki menegaskan bahwa Liga Arab tidak lagi “menyimpan daftar teroris dan tidak secara aktif berupaya menunjuk entitas sedemikian rupa.”

Liga Arab memasukkan Hizbullah ke dalam daftar kelompok terorisnya sejak 11 Maret 2016. Saat itu, Liga Arab meminta Hizbullah berhenti mempromosikan ekstremisme dan sektarianisme, berhenti mencampuri urusan dalam negeri negaranya, dan menghentikan segala tindakan ilegal.

Pelabelan ini dilakukan tak lama setelah Dewan Kerjasama Teluk menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris pada 2 Maret 2016.

Liga Arab mencabut label teroris terhadap Hizbullah setelah Zaki mengunjungi Beirut pada Jumat (28/6). Zaki dikabarkan bertemu dengan pemimpin blok Loyalitas terhadap Perlawanan yang bersekutu dengan Hizbullah, Muhammad Raad.

Ini adalah kontak langsung pertama antara Liga Arab dan Hizbullah dalam lebih dari 10 tahun.

Menurut Liga Arab, Zaki bertemu dengan beberapa pejabat Hizbullah dan beberapa pemimpin politik dan parlemen yang mewakili spektrum politik Lebanon.

Pertemuan tersebut membahas sejumlah topik utama, antara lain meredakan ketegangan di Lebanon selatan yang terus memanas seiring serbuan Israel ke Gaza, serta mengatasi kekosongan presiden di Lebanon yang telah berlangsung lebih dari 19 bulan.

Perbatasan Israel-Lebanon baru-baru ini memanas karena kematian Taleb Abdallah, seorang komandan senior milisi Lebanon selatan, Hizbullah. Israel menyatakan telah menyetujui rencana perang dengan Hizbullah.

Menanggapi hal tersebut, Hizbullah mengaku tidak takut dan kembali menantang Israel.

Konflik antara Israel dan Hizbullah sendiri terjadi bersamaan dengan pecahnya invasi Zionis di Gaza. Hizbullah mengklaim serangan terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas terhadap kelompok Hamas.

(blq/baca)


Exit mobile version