Jakarta, Pahami.id —
Sebuah ledakan dahsyat mengguncang sebuah masjid di kota Maiduguri, Nigeria timur laut, saat jemaah sedang berkumpul untuk menunaikan salat Maghrib, Rabu (24/12).
Meluncurkan Al JazeeraLedakan ini dilaporkan menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai puluhan lainnya.
Ledakan terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat di sebuah masjid yang terletak di kawasan Pasar Gamboru, Maiduguri, negara bagian Borno. Saksi mata menggambarkan situasi mencekam ketika ledakan keras merobek gedung di tengah ibadah yang khusyuk.
Juru bicara kepolisian setempat, Nahum Daso, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan tim penjinak bahan peledak (EOD) telah dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan mensterilkan area tersebut.
Hingga saat ini, otoritas resmi pemerintah belum merilis jumlah pasti korban meninggal. Namun laporan dari lapangan memberikan gambaran mengenai skala tragedi tersebut.
Pemimpin masjid, Malam Abuna Yusuf, mengatakan sedikitnya delapan orang tewas di lokasi tersebut, sementara pemimpin milisi setempat Babakura Kolo menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak tujuh orang.
Saksi ledakan, Musa Yusha’u, melaporkan melihat banyak korban luka diangkut dengan kendaraan untuk mendapat perawatan medis darurat.
Pusat Pemberontakan Boko Haram
Meskipun penyebab pasti ledakan tersebut belum dapat dikonfirmasi, Maiduguri selama hampir dua dekade telah menjadi titik nyala pemberontakan bersenjata yang dilancarkan oleh Boko Haram dan cabangnya, ISWAP (Negara Islam Wilayah Afrika Barat).
Berdasarkan data PBB, konflik berkepanjangan di kawasan itu telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang. Selain itu, konflik juga menyebabkan sekitar 2 juta orang meninggalkan rumahnya sejak tahun 2009.
Konflik ini juga merambah ke negara tetangga seperti Niger, Chad, dan Kamerun.
Kota Maiduguri sebenarnya menikmati periode yang relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir. Serangan besar terakhir di kota ini tercatat terjadi pada tahun 2021. Namun, ledakan terbaru di masjid tersebut memicu ketakutan global akan kembalinya kekerasan di wilayah timur laut Nigeria.
Kelompok bersenjata di wilayah tersebut terbukti masih memiliki kemampuan melancarkan serangan mematikan terhadap sasaran sipil, meskipun telah dilakukan operasi militer skala besar selama bertahun-tahun.
(wiw/wiw)