Jakarta, Pahami.id –
Pihak berwenang Suriah ditangkap dua pemimpin jihadis Islam Palestina. Ini adalah momen langka dan tanda transisi federal di Timur Tengah.
Dalam rilis formal pada hari Selasa (22/4), jihad Islam Palestina menyatakan bahwa pemimpin mereka di Suriah Khaled Khaled dan ketua Komite Yasser Al Zafari Yasser ditahan di negara itu selama lima hari.
Sayap militer Jeep, Brigade Al Quds, juga mengkonfirmasi penangkapan itu dan meminta pemerintah Suriah untuk melepaskannya.
Sejumlah sumber mengatakan penangkapan ini terjadi sebagai bagian dari operasi keamanan dan tidak memiliki tuduhan politik, seperti yang disebutkan BARU BARU.
Penangkapan itu terjadi tak lama setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Suriah. Dia bertemu Presiden Ahmed Al Shara yang sebelumnya memimpin pemberontakan untuk menggulingkan Bashar Al Assad.
Selama pertemuan, Abbas mengangkat beberapa masalah seperti hubungan bilateral, negara Palestina di Suriah, dan pembangunan kembali kamp Yarmouk.
Penangkapan ini adalah pertama kalinya melibatkan para pemimpin militer Palestina. Di negara itu ada 13 orang Palestina yang beroperasi.
Penangkapan itu juga merupakan tanda perubahan besar bagi Suriah.
Dalam pemerintahan Assad, Suriah dikaitkan dengan Iran dan berfungsi secara historis sebagai operasi penting bagi beberapa Millies Palestina.
Namun, karena Assad digulingkan pada bulan Desember, otoritas Suriah baru Al Shara telah mencoba mengulangi kendali jaringan kompleks kelompok bersenjata yang beroperasi di sana.
Dia juga sepertinya menjauh dari Iran dan sekutunya.
Selain itu, salah satu tuntutan pertama Al Shara, AS, melonggarkan pembatasan sehingga mereka dapat membangun kembali Suriah setelah konflik.
Dua sumber yang tahu masalah itu mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mengeluarkan syarat untuk otoritas Suriah yang baru dengan imbalan pembatasan terbatas.
Situasi ini termasuk mengambil tindakan terhadap kelompok -kelompok ekstremis, seperti dikutip oleh The New York Times.
(Isa/DNA)