Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu Setelah pasukannya menyerang jalur Gaza Palestina pada hari Minggu dengan 153 ton bom selama beberapa hari terakhir sementara gencatan senjata dengan Hamas diberlakukan.
Hal tersebut diungkapkan Netanyahu saat berbicara pada pembukaan sidang musim dingin Knesset (Parlemen Israel) pada Senin (20/10).
Netanyahu secara tersirat mengakui bahwa Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang dilakukan Amerika Serikat, di mana serangan Israel telah menewaskan hampir 100 orang sejak gencatan senjata tersebut dilakukan.
“Selama masa gencatan senjata, dua tentara tewas… kami membalas dengan 153 ton bom dan menyerang puluhan sasaran di Jalur Gaza,” kata Netanyahu.
Netanyahu bahkan berkali-kali diinterupsi oleh anggota oposisi yang keberatan dengan kebijakan pemerintahnya dan tuduhan bahwa ia sengaja memperpanjang perang Israel di Gaza.
Dikutip Agensi Anadolu, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober sebanyak 80 kali.
Dalam kurun waktu tersebut, 97 warga Palestina tewas, termasuk 44 orang pada Minggu (19/10) saja dan 230 lainnya luka-luka.
Tel Aviv berpendapat bahwa serangannya terhadap Gaza selama gencatan senjata disebabkan oleh Hamas yang menyerang pasukan Israel di kota selatan Rafah. Namun, milisi yang menguasai Jalur Gaza membantah tuduhan tersebut dan menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata diumumkan pada 10 Oktober berdasarkan rencana bertahap yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Rencana ini juga mencakup pembangunan kembali Gaza serta pembentukan mekanisme administratif baru tanpa keterlibatan Hamas.
Menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza, genosida Israel di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 68.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 170.200 lainnya.
Jumlah korban jiwa mungkin masih tinggi karena masih banyak orang yang hilang dan diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat bom Israel di Gaza.
(RDS)