Site icon Pahami

Berita KSAL Curhat ke DPR Belum Ada Sensor Bawah Laut Pendeteksi Kapal Selam


Jakarta, Pahami.id

Kepala staf angkatan laut (Ksal) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan bahwa Angkatan Laut tidak memiliki sensor bawah air untuk mendeteksi keberadaannya kapal selam asing.

Ali awalnya menjelaskan kepada Komisi Dewan Perwakilan Rakyat II pada pertemuan terkait dengan pengembangan sistem TNA Navy Control Center (Sispuskodal) untuk memantau keamanan laut.

“Integrasi konstruksi Fase I, sekarang termasuk peningkatan kapasitas server, 7 integrasi Satker Navy, kemudian meningkatkan kemampuan penginderaan jangka panjang dengan satelit,” kata Ali di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (8/24).


“Kemudian pengembangan intelijen komunikasi multimedia, pengembangan analisis intelijen media sosial, dan meningkatkan kemampuan pemantauan dan alat analisis untuk membimbing dan mengendalikan tim TNI,” katanya.

Kemudian, ia mengungkapkan bahwa pada saat ini pencapaian pengawasan bawah laut di Sispuskodal hanya mencapai 0%, berbeda dengan pengawasan panjang pantai.

“Prestasi Sispuskodal yang komprehensif dalam aspek pengawasan jarak jauh mencapai 50%, wilayah pesisir dan perairan regional adalah 30 persen, di bawah 0 persen,” kata Ali.

Ali menjelaskan bahwa Angkatan Laut mengalami kesulitan mendeteksi keberadaan kapal selam asing di Republik Indonesia karena tidak adanya peralatan deteksi kapal selam.

Namun, ia mengatakan Angkatan Laut Indonesia telah mengajukan pengadaan peralatan deteksi kapal selam kepada Kementerian Pertahanan.

“Jadi pasti ada Tetap dilacak sonarJadi dipasang di bawah laut, tetapi kami belum memilikinya sampai mungkin kelemahan kami dalam mendeteksi kapal selam asing melalui ALKI [Alur Laut Kepulauan Indonesia] Kami tidak dapat memantau, “katanya.

“Pengawasan bawah laut ini kami tidak memiliki sensor sama sekali, hanya untuk Kementerian Pertahanan,” katanya.

(MAb/anak -anak)


Exit mobile version