Site icon Pahami

Berita KPK Pertimbangkan Opsi Jemput Paksa Saksi Kunci Kasus Bansos Banpres


Jakarta, Pahami.id

Komisi Pemberantasan Korupsi (Komisi Pemberantasan Korupsi) sedang mempertimbangkan opsi untuk mengambil paksa Direktur PT Integra Padma Mandiri Budi Pamungkas.

Budi menjadi saksi utama dalam kasus dugaan korupsi pengadaan bantuan sosial presiden (larangan bantuan sosial presiden) tentang penanganan pandemi Covid-19 di Jabodetabek pada Kementerian Sosial (Kemensos) Tahun 2020.

Budi sudah dua kali mengelak dari panggilan penyidik. Ujian akhir dijadwalkan pada Selasa (8/10).


“Dua orang saksi tidak hadir tanpa penjelasan. Penyidik ​​mempertimbangkan tindakan paksa terhadap yang bersangkutan,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (9/10).


Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Direktur Utama Mitra Energi Persada dan Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada 2020, Ivo Wongkaren sebagai tersangka. Kasus ini diduga menimbulkan kerugian keuangan negara hingga Rp 250 miliar.

Beberapa waktu lalu, Ivo divonis 8 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 1 miliar subsider 12 bulan kurungan oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Selain itu, Ivo divonis pidana tambahan berupa uang pengganti sebesar Rp62.591.907.120 subsider lima tahun penjara.

Ivo dan lima terdakwa lainnya kedapatan terlibat tindak pidana korupsi penyaluran bantuan sosial beras (BSB) kepada keluarga penerima Program Keluarga Harapan (KPM PKH) tahun 2020-2021 di Kementerian Sosial RI. bisnis

Kasus ini bersinggungan dengan kasus yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni banpres bansos. Hampir bersamaan dengan program BSB, Kementerian Sosial juga melaksanakan program bansos presiden di wilayah Jabodetabek.

Saat pengerjaan bansos larangan presiden tahun 2020, Ivo menjadi salah satu vendor pelaksana yang menggunakan PT Anomali Lumbung Artha (ALA) dan menyewa gudang PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) di Kelapa Gading untuk pengemasan bansos.

Dalam bansos Banpres, PT ALA memiliki jumlah paket yang paling banyak dibandingkan perusahaan lain yang menjadi vendor bansos yang dilarang Presiden.

(ryn/anak)


Exit mobile version