Site icon Pahami

Berita Korban Tewas Banjir Bandang Thailand Capai 162 Orang

Berita Korban Tewas Banjir Bandang Thailand Capai 162 Orang


Jakarta, Pahami.id

Banjir Bandang Dalam Thailand telah menewaskan lebih dari 160 orang, dengan mayoritas korban berada di salah satu wilayah yang berbatasan dengan Malaysia.

Ketinggian air mencapai tiga meter di provinsi Songkhla, Thailand selatan, menewaskan 162 orang dalam salah satu banjir terburuk di Thailand dalam satu dekade.


Jumlah kematian di tujuh provinsi mencapai 162 orang, termasuk 126 orang di Songkhla, kata juru bicara pemerintah Siripong Angkasakulkiat seperti dilansir AFP, Sabtu (29/11).

Para pekerja di sebuah rumah sakit di Hat Yai yang terkena dampak paling parah memindahkan jenazah ke dalam truk berpendingin setelah jenazah melebihi kapasitas.

Perdana Menteri Anutin Charnvirakul meminta maaf atas kerusakan yang diakibatkan banjir.

[Gambas:Video CNN]

“Setiap kali ada kerugian, kematian atau cedera, itu selalu merupakan kesalahan Perdana Menteri,” kata Charnvirakul.

“Saya akan menggunakan semua keterampilan dan dedikasi saya untuk memperbaiki situasi,” tambahnya, mengumumkan waktu dua minggu untuk membersihkan distrik tersebut.

Pemerintah Thailand telah meluncurkan langkah-langkah bantuan bagi mereka yang terkena dampak banjir, termasuk kompensasi hingga dua juta baht untuk rumah tangga yang kehilangan anggota keluarga.

Lebih dari 40.000 orang telah berlindung di pusat-pusat evakuasi, menurut Wanchana Sawasdee, juru bicara Pusat Operasi Banjir, meskipun “beberapa orang telah kembali ke rumah.”

Ketika air banjir surut di Thailand selatan, pemilik toko Rachane Remsringam memilah-milah sampah yang berserakan di antara lorong-lorong toko kelontongnya, sambil meratapi kerugian ratusan ribu dolar.

Kritik masyarakat terhadap respons terhadap banjir di Thailand semakin meningkat dan dua pejabat regional telah diberhentikan karena dugaan kegagalan mereka.

Seorang anggota parlemen dari Partai Oposisi Rakyat mengkritik pemerintah, dengan mengatakan pemerintah “menyalahgunakan situasi” dan membuat “kesalahan dalam menangani krisis banjir”.

Musim hujan tahunan, biasanya antara bulan Juni dan September, sering kali menyebabkan hujan lebat sehingga memicu tanah longsor dan banjir bandang.

Badai tropis telah memperburuk situasi, dan jumlah korban banjir di Indonesia dan Thailand termasuk yang tertinggi di antara negara-negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Perubahan iklim telah mempengaruhi pola badai, termasuk lamanya dan intensitas musim, sehingga menyebabkan curah hujan lebih tinggi, banjir bandang, dan badai yang lebih kuat.

“Sejak saya kecil hingga berumur 30 tahun, ini adalah banjir terparah yang pernah terjadi di desa kami,” kata Novia di Aceh.

“Sudah pernah terjadi banjir sebelumnya… tapi tidak seperti ini.”

(AFP/CHRI)


Exit mobile version