Site icon Pahami

Berita Korban Keracunan MBG Bukan Statistik Semata

Berita Korban Keracunan MBG Bukan Statistik Semata


Jakarta, Pahami.id

Anggota Komisi DPR Edy Wuryanto Mengkritik Badan Nutrisi Nasional (BGN) Hindayana Terkait dengan program nutrisi gratis (MBG). Edy mengingatkan para korban keracunan MBG bukan hanya statistik.

Edy mengatakan BGN telah melanggar banyak aturan karena banyak siswa diracuni oleh MBG. Dia dirinci dari PP No. 86 Tahun 2019 ke nomor tertentu 14 dari 2021 dan PMK Nomor 2 tahun 2023.

Dia melihat keracunan selama beberapa waktu karena BGN tidak dapat memastikan bahwa Unit Layanan Nutrisi (SPPG) memenuhi standar keamanan pangan.


“Oleh karena itu, itu tidak dapat diracuni dibandingkan dengan statistik Pak, Anda tidak bisa.

“Ini adalah sumber dari mana presiden mengatakan hanya satu persen, itu menyakiti perasaan rakyat,” katanya.

Edy percaya kasus keracunan makanan karena program MBG adalah fenomena es. Artinya, katanya, masih ada banyak insiden keracunan di luar catatan resmi.

“Jadi masalah ini harus dibangun di atas komunikasi empatik, yang baik dengan komunitas.

Sebelumnya, kepala BGN Hindayana mengatakan ada 6.517 korban keracunan karena makan makanan bergizi gratis (MBG) sejak diluncurkan pada Januari 2025.

Dadan mengatakan kasus yang paling beracun terjadi di Java dengan total 45 kasus.

“Distribusi kasus gangguan pencernaan atau kasus di SPPG dapat dilihat dari 6 Januari hingga 31 Juli, ada sekitar 24 kasus peristiwa. Meskipun dari 1 Agustus hingga tadi malam ada 51 kasus kejadian,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa dari 75 kasus keracunan para korban mencapai 6.517 orang yang tersebar di setiap wilayah.

Rinciannya adalah 1.307 korban di Wilayah I atau Pulau Sumatra. Kemudian 4.207 korban untuk memantau Area II atau Java dan 1.003 korban untuk memantau Area III atau Indonesia Timur.

(TFQ/FRA)


Exit mobile version