Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) bertanya kepada warganya yang tinggal di Suriah untuk segera meninggalkan Tanah Air pada Jumat (6/12) waktu setempat.
Imbauan tersebut dikeluarkan menyusul meningkatnya konflik antara pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada pekan lalu.
“Situasi keamanan terus bergejolak dan tidak dapat diprediksi dengan adanya pertempuran aktif antara kelompok-kelompok bersenjata di seluruh negeri,” tulis Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah postingan di X (Twitter), lapor AFP.
“Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk meninggalkan Suriah sekarang juga, jika hal itu bisa dilakukan [pesawat] tersedia secara komersial,” lanjut mereka.
Eskalasi konflik di Suriah kini kian memuncak setelah kelompok pemberontak HTS menyerang dan merebut kota Aleppo dari pemerintah pada pekan lalu.
Ilustrasi. Kelompok pemberontak HTS merebut beberapa kota penting di Suriah. (AFP/RAMI AL MENGATAKAN)
|
Menanggapi serangan ini, pemerintah Suriah berjanji untuk merebut kembali Aleppo dari kelompok tersebut.
Selain itu, Suriah juga akan dibantu oleh beberapa milisi Irak yang didukung Iran, yakni milisi Badr dan Nujaba untuk merebut Aleppo.
Selain Aleppo, pasukan pemberontak HTS juga berhasil merebut kota penting lainnya di Suriah, Hama, pada Kamis (5/12).
Pemantau perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, setelah pertempuran semalam, kelompok pemberontak menyerbu Hama dari beberapa sisi dan terlibat dalam pertempuran dengan tentara Suriah.
HTS mengaku telah merebut penjara Hama dan membebaskan penghuninya.
Kelompok pemberontak HTS melancarkan serangan lebih dari seminggu yang lalu, bertepatan dengan gencatan senjata yang mulai berlaku antara Israel dan sekutu Assad, Hizbullah di Lebanon.
(pantat/pantat)