Jakarta, Pahami.id —
Komisi VIII DPR melakukan pengawasan langsung dalam dua tahap pelaksanaan haji Tahun ini.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengatakan, pengawasan ini dilakukan sebelum dan sesudah ibadah haji.
“Yang pertama kita ke Madinah, yang kedua masuk Mekah, lalu sebaliknya mereka ke Madinah, kita menginap di Mekah. Jadi sebelum haji kita lihat mereka di Madinah, setelah haji kita lihat. mereka di Mekkah. . Teman – teman di Mekkah akan berangkat ke Madinah setelah haji untuk melihat keadaan di sana. Kami akan lakukan dua shift,” jelas Marwan di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (6/6).
Pada tahap pertama, tim pemantau akan fokus pada pelaksanaan ibadah di Madinah, khususnya terkait pelaksanaan Arbain yaitu salat berjamaah di Masjid Nabawi sebanyak 40 waktu.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
“Sejauh ini pelaksanaan tahun ini tidak ada keluhan dari jamaah haji dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu sering terjadi keributan karena jamaah haji diusir dari hotelnya sebelum Arbain selesai. Kali ini kita akan lebih banyak mendengarkan dan fokus pada layanan ini. ,” dia menambahkan.
Marwan juga menyoroti permasalahan yang mungkin timbul akibat penambahan 20 ribu jamaah tahun ini, terutama terkait mobilisasi.
“Penambahan ini tentu membuat ruang semakin sempit. Kami khawatir dengan pergerakan jamaah dari satu tempat ke tempat lain, terutama dari Arafah ke Muzdalifah dan dari Muzdalifah ke Mina karena bus yang disediakan tidak mencukupi,” kata Marwan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Komisi VIII menyarankan agar sebagian jemaah tetap menggunakan mobilnya sendiri untuk menghindari penundaan seperti tahun sebelumnya.
“Kami usulkan jemaah kita dipecah, sekitar 50 ribu jemaah tetap di dalam mobil. Kami ingin mendapat penjelasan dari pemerintah apakah ini siap, untuk menghindari kejadian jemaah terlantar,” ujarnya lagi.
Selain itu, Komisi VIII juga menyarankan agar jamaah yang mempunyai uang lebih kembali ke hotel setelah berangkat di Mina, untuk mengurangi kemacetan di tenda Mina.
“Sebaiknya jamaah yang mampu kembali ke hotel setelah berwudhu, karena di Mina tidak cukup tempat untuk berbaring. Kami akan coba tahun ini,” ujarnya.
Sejalan dengan slogan pemerintah pada tahun ini, pengawasan haji juga akan lebih fokus pada pelayanan jemaah lanjut usia.
“Pelayanan harus ramah lansia, mulai dari makanan hingga akomodasi. Kami akan cek apakah pemerintah sudah menyediakannya dengan baik,” kata Marwan.
Terkait jamaah yang baru pertama kali berangkat ke luar negeri, Marwan mengingatkan agar jamaah fokus memberikan pelayanan kepada jamaah yang kerap tersesat.
“Petugas haji harus fokus melayani jemaah, bukan sekedar beribadah, agar jemaah yang tersesat cepat ditemukan,” tegasnya.
Marwan pun menanggapi persoalan sekitar 100 ribu masyarakat Indonesia yang tidak memiliki visa haji resmi, ia berpesan kepada pemerintah agar menindak tegas bagi yang melanggar.
“Kami sudah mengingatkan pemerintah agar visa haji atau visa lainnya harus ditahan selama menunaikan ibadah haji. Kami menyarankan pemerintah membekukan perjalanan yang meninggalkan jamaah dan menyeret mereka yang tidak memiliki izin ke hukum pidana,” tutupnya.
Dengan pengawasan langsung tersebut diharapkan seluruh proses ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan jamaah dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk.
(csp/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);