Site icon Pahami

Berita Kisah Noor Salon, Tempat Curhat dan Merias Wajah Perempuan Gaza

Berita Kisah Noor Salon, Tempat Curhat dan Merias Wajah Perempuan Gaza


Jakarta, Pahami.id

Invasi Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, telah membuat kehidupan warga sipil di Enclave menjadi sangat sulit.

Banyak bangunan hancur, fasilitas umum hancur, dan banyak warga yang terpaksa menjadi pengungsi di negaranya sendiri.

Noor al-Ghamari, yang memiliki keterampilan tata rias dan kecantikan, merasakan beban yang sama. Baginya, di tengah gencarnya serangan Zionis, menampilkan wajah perempuan bisa sedikit meringankan penderitaan.


Ia pun berinisiatif membuka salon bertenda biru mirip barak pengungsi di distrik Shujaiya yang dirusak Maret lalu. Selain itu, tentara Israel membombardir kawasan ini tahun lalu.

Dengan selembar kertas, Noor menempelkan tulisan sederhana di tenda: Noor Salon.

Hanya bermodalkan meja, kursi, dan cermin, ia menerima wanita untuk berkarya. Ternyata, saat bercermin, banyak pengunjung yang mengungkapkan pahitnya hidup di bawah serangan Israel.

“Sejak saya membuka salon ini, banyak wanita yang menceritakan kisah sedih kepada saya. Tentang kehilangan keluarga tercinta,” kata Noor, dikutip dari Al Jazeera.

Cermin gantung bukan sekedar alat untuk melihat wajah tetapi juga mengungkap perjuangan hidup perempuan Gaza.

Membuka salon di tengah serangan dan pelarian musuh terasa aneh. Dan Noor menyadarinya. Namun dia juga melihat kenyataan lain bagi perempuan.

“Banyak yang datang ke salon saya berasal dari kamp pengungsi, sekolah yang tutup, dan rumah yang hancur,” ujarnya.

Sadar akan keterbatasan yang ada, Noor tak mematok harga mahal untuk salon kecantikannya. Baginya, memberi kebahagiaan dan sedikit kegembiraan dari beban hidup saja sudah cukup.

“Saya tawarkan kepada mereka sedikit kebahagiaan, pelarian sementara dari kepedihan hidup. Tujuannya agar lebih bahagia,” ujarnya.

Tak heran jika tiga hingga delapan wanita datang ke salonnya setiap hari untuk merias wajah dan tentunya saling berbagi cerita. Namun, Noor tidak bisa menyediakan layanan creambath dan penataan rambut karena kurangnya air bersih.

Lagipula saya takut kalau tiba-tiba ada bom, ujarnya.

(IMF/DNA)


Exit mobile version