Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Sementara Suriah Mohammad Al-Bashir mengatakan negaranya membutuhkan perdamaian dan stabilitas setelah hampir 14 tahun berperang.
“Sekarang adalah waktunya bagi orang-orang ini untuk menikmati stabilitas dan perdamaian,” kata Mohammad Al Bashir dalam wawancara pertamanya Al JazeeraSelasa (10/12), seperti dikutip dari AFP.
Al Bashir diangkat sebagai PM sementara Suriah setelah penggulingan presiden lama Bashar Al Assad
Al Bashir juga telah bertemu dengan anggota pemerintahan transisi.
“Kami mengundang anggota pemerintahan lama dan beberapa direktur pemerintah di Idlib dan sekitarnya untuk memfasilitasi semua pekerjaan yang diperlukan dalam dua bulan ke depan hingga kami memiliki sistem konstitusional untuk dapat melayani rakyat Suriah,” al-Bashir diberi tahu Al Jazeera.
“Hari ini, kami mengadakan pertemuan lagi untuk memulai kembali lembaga-lembaga tersebut sehingga mereka dapat melayani rakyat kami di Suriah,” tambahnya.
Al Bashir diangkat sebagai PM sementara hingga 1 Maret 2025.
Al Bashir adalah pemimpin Bala Keselamatan Suriah yang menguasai sebagian barat laut Suriah dan Idlib.
Salvation Army of Syria bersekutu dengan Hayat Thair Al Sham (HTS), kelompok milisi yang berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad hanya dalam waktu 11 hari.
Sejumlah media memberitakan, Al Bashir sempat bertemu dengan petinggi HTS, termasuk pemimpinnya, Abu Mohammed Al Julani.
(AFP/fra)