Jakarta, Pahami.id –
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansesa Pastikan dua lokasi Sekolah orang Di lingkungan Surabaya State University (UNESA), kampus lidah Wetan siap beroperasi. Dia menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat di UNESA dirancang untuk bersahabat dengan cacat.
“Kami melihat kesediaan UNESA untuk mendukung organisasi sekolah -sekolah yang ekstraordiner. Pembelajaran dan fasilitas asrama telah dirancang agar ramah dengan ketidakmampuan, sehingga mereka bersedia menerima siswa dengan kebutuhan khusus (ABK),” kata Khofifah dalam Surabaya, dikutip dari Di antaraSabtu (19/4).
Khofifah mengatakan keberadaan sekolah orang di UNESA juga merupakan upaya untuk menyamakan pendidikan di semua distrik/kota di Jawa Timur.
Kota Surabaya sendiri tidak pernah mengusulkan lokasi kandidat SR sebagai hasil pengumpulan data oleh Kementerian Sosial Indonesia dalam mendukung program ini.
“Fasilitas di UNESA sangat lengkap, dari klinik, fasilitas olahraga internal dan eksternal, dan lingkungan yang inklusif. Ini adalah titik penting karena dapat mengakomodasi siswa penyandang cacat,” katanya.
Selain itu, Khofifah mengungkapkan bahwa siswa SR dapat mengakses berbagai fasilitas di lingkungan UNESA untuk bakat dan potensi pengembangan, mengingat bahwa kampus adalah Pusat Ilmu Olahraga Nasional.
“Karena itu, kami meminta Kanselir untuk diserahkan sebagai SR atas nama Surabaya.
Tidak hanya kesiapan fisik, Khofifah juga menekankan pentingnya kesiapan non -fisik dalam bentuk organisasi. Dia menghargai pendekatan pendidikan berbasis karakter yang dikembangkan oleh UNESA, melalui input, proses, untuk output.
“Konsep ini akan sangat bagus jika disajikan pada pertemuan koordinasi RPJMD pada 29 April di depan Bupati/Walikota dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya.
Dengan demikian, pemerintah daerah Java Timur terus berkoordinasi secara aktif dengan pemerintah pusat terkait dengan implementasi SR, termasuk pengumpulan data keluarga dalam kategori Desil 1 berdasarkan data sosial -ekonomi nasional (DTSEN).
Menurut Khofifah, kegiatan SR di UNESA siap dijalankan pada bulan Juli tahun ini.
“Sekitar 42 persen orang Jawa Timur berada di Desil 1, jadi jika pusat menggunakan pangkalan ini dalam perekrutan peserta SR, kami siap menjalankannya pada bulan Juli,” katanya.
Mantan Menteri Urusan Sosial menambahkan bahwa pemerintah daerah Java Timur juga menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah federal tentang mekanisme pembelajaran, perekrutan pendidik, dan manajemen asrama.
“Untuk saat ini kita hanya berada di tahap kesiapan gedung. Proses berikutnya akan menyesuaikan pusat,” katanya.
Sementara itu, Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan menekankan kesediaan lembaganya untuk mendukung sekolah -sekolah rakyat.
Menurutnya, UNESA memiliki banyak keunggulan, termasuk kampus yang cacat, fasilitas olahraga lengkap, dan ruang seni dan budaya.
“Kami telah memberikan kapasitas 150 asrama, jika pemerintah ditugaskan untuk memegang tingkat sekolah menengah SR, kami, Tuhan siap, siap,” kata Nurhasan.
Dia berharap bahwa SR di UNESA bisa menjadi contoh bagi daerah lain sehingga percepatan pengurangan kemiskinan melalui pendidikan dapat segera direalisasikan.
(Antara/TSA)