Site icon Pahami

Berita Ketua MK Tamas Sulyok Jadi Presiden Baru Hungaria Pilihan Parlemen


Jakarta, Pahami.id

Hungaria kini telah memiliki presiden terpilih yang akan menggantikan Katalin Novak. Parlemen pada Senin (26/2) sepakat memilih Ketua Mahkamah Konstitusi Tamas Sulyok sebagai presiden berikutnya.

Tamas Sulyok terpilih sekitar dua minggu setelah Katalin Novak tiba-tiba mengundurkan diri pada Sabtu (10/2) akibat skandal pelecehan seksual di panti asuhan.


Reuters pada Selasa (27/2) melaporkan bahwa pemilihan cepat Sulyok dapat membantu Perdana Menteri Viktor Orban mendapatkan kembali inisiatif politik.

Apalagi pasca skandal yang menjerat Novak dan terkesan bertentangan dengan salah satu prinsip utama partainya, yakni komitmen terhadap kekeluargaan dan nilai-nilai tradisional Kristiani.

Parlemen memilih Sulyok untuk masa jabatan lima tahun dengan dukungan anggota parlemen dari partai berkuasa Orban, yang memiliki mayoritas.

“Sebagai seorang pengacara, dan kini sebagai Presiden, saya dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan membela persatuan bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar hukum,” kata Sulyok dalam keterangan usai pencalonannya.

[Gambas:Video CNN]

Dalam pidato singkatnya setelah terpilih, dia menjanjikan transparansi dalam keputusannya terkait pengampunan dan penghargaan presiden.

Pihak oposisi mengkritik pencalonan Sulyok karena dianggap tidak berpengalaman secara politik.

Sekitar 3.000 orang melakukan protes pada hari Minggu oleh empat partai oposisi yang menyerukan pemilihan presiden langsung. Jabatan presiden Hongaria sebagian besar bersifat seremonial.

AFP melaporkan bahwa Sulyok adalah seorang hakim konstitusi pada tahun 2014 dan telah menjadi Presiden Mahkamah Konstitusi Hongaria sejak tahun 2016, sebuah mandat yang ia terima dengan dukungan anggota parlemen dari partai Fidesz yang berkuasa.

Ia dijadwalkan resmi menjabat sebagai Presiden Hongaria mulai 5 Maret.

Sementara itu, Katalin Novak mengundurkan diri setelah menghadapi tekanan atas keputusannya untuk mengampuni seorang pria yang dinyatakan bersalah membantu menutupi kasus pelecehan seksual di panti asuhan di negara tersebut.

Pada April 2023, sebelum kunjungan Paus Fransiskus, Novak memutuskan untuk memberikan pengampunan kepada sekitar dua lusin orang, di antaranya adalah wakil direktur panti asuhan yang membantu mantan direktur panti asuhan menyembunyikan kejahatannya.

Mantan direktur itu divonis 8 tahun penjara karena melakukan skandal pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur pada periode 2004-2016. Mantan Wakil Direktur itu divonis lebih dari 3 tahun penjara.

Novak kemudian mendapat kecaman dari sayap kiri dan kanan, termasuk protes atas keputusannya memberikan pengampunan kepada pria yang menutupi kasus pelecehan seksual di panti asuhan. Hingga akhirnya, ia memutuskan mengundurkan diri pada Sabtu (10/2).

(AFP/Kris)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version