Site icon Pahami

Berita Kesaksian Warga Spanyol saat Banjir Bandang: Terjebak Seperti Tikus


Jakarta, Pahami.id

Penghuni bahasa Spanyol berbagi kesaksiannya saat banjir bandang melanda negaranya sejak Selasa (29/10) lalu.

Remedios, seorang pengusaha bar di Kota Utiel mengatakan, awalnya hujan yang mengguyur kotanya Selasa dini hari waktu setempat memang membuat warga di sana bahagia.


Sebab, masyarakat kota sangat mengharapkan hujan karena tempat tinggalnya sedang dilanda kekeringan.

“Masyarakat awalnya sangat senang karena mereka mendoakan hujan karena tanah mereka membutuhkan air,” kata Remedios seperti dilansir The Guardian.

Namun, semua berubah pada pukul 12 siang waktu setempat. Saat itu sedang hujan deras. Hal ini menyebabkan sungai di sekitar Kota Utiel meluap sehingga menyebabkan air naik.

“Tetapi pada pukul 12, badai benar-benar menerjang dan kami semua sangat ketakutan. Air banjir yang naik membawa lumpur dan bebatuan dan kekuatannya sangat kuat sehingga merusak permukaan jalan,” lanjut Remedios.

Ia juga menjelaskan, saat itu banjir yang datang menyebabkan seluruh jalan tertutup lumpur, pohon tumbang, mobil terendam air, dan aliran listrik juga terputus.

“Terowongan menuju kota setengah penuh lumpur, pohon tumbang, mobil dan kontainer sampah berguling-guling di jalan. Teras di luar rumah saya hancur. Kursi dan gorden juga tersapu semua. Benar-benar a bencana,” jelas Remedios.

Walikota Utiel, Ricardo Gabaldon, juga memberi kesaksian saat banjir mulai melanda. Ia mengungkapkan, banjir datang dengan cepat. Saat banjir datang, ia merasa terjebak seperti tikus karena tidak bisa kemana-mana.

“Kami terjebak seperti tikus. Mobil dan kontainer sampah mengalir di jalan. Air naik hingga 3 meter,” kata Gabaldon kepada media Spanyol Las Provincias Selasa pekan lalu.

Gabaldon menambahkan, bencana banjir ini merupakan hal terburuk yang pernah ia alami sepanjang hidupnya.

Kejadian serupa juga dialami seorang pemilik bar di pinggiran Kota Valencia, Christian Vienna, pada Rabu (30/10). Ia mengungkapkan, situasi banjir saat itu semakin parah.

Banjir, kata dia, telah menghancurkan kawasan di sekitarnya seperti kota mati yang tak berpenghuni.

“Lingkungan hancur, semua mobil saling tabrak, semuanya hancur total. Semuanya hancur total, semuanya siap dibuang. Lumpurnya kedalamannya hampir 30 cm,” kata Wina saat dihubungi melalui telepon.

Sebelumnya Spanyol dilanda banjir bandang di sejumlah kota sejak Selasa (29/10) yang menewaskan 51 orang. Namun jumlah korban banjir bertambah menjadi 95 orang pada Rabu (30/10).

Bencana banjir ini sungguh menghebohkan masyarakat Spanyol. Pasalnya, Spanyol merupakan negara yang jarang dilanda banjir bandang seperti yang terjadi saat ini.

Meski begitu, Menteri Lingkungan Hidup Spanyol, Teresa Ribera menjelaskan banjir bandang bisa terjadi di negara mana pun. Sebab seluruh dunia sedang mengalami perubahan iklim yang tidak menentu.

“Spanyol merupakan negara yang terbiasa dengan musim kemarau. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa akibat perubahan iklim yang kita alami, kita menyaksikan kejadian dan fenomena yang lebih sering dan intens,” kata Ribera.

Akibat banjir ini, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Sebab, musibah ini sungguh membuat masyarakat Spanyol sedih dan terpukul.

(gas/bac)



Exit mobile version