Jakarta, Pahami.id –
Ketua Dewan Keamanan Tertinggi IanAli Larjani, Kunjungan ke Irak pada hari Senin (11/8) sebelum pergi Lonal.
Kunjungan itu berlangsung di tengah rencana pemerintah Lebanon untuk melepaskan senjata Teheran, Hizbullah.
“Ali Lakjani berangkat hari ini (Senin) ke Irak dan kemudian Lebanon selama kunjungan tiga hari, yang merupakan perjalanan asing pertamanya sejak minggu lalu,” televisi pemerintah Iran melaporkan.
Di Irak, Larjani dijadwalkan menandatangani perjanjian keamanan bilateral sebelum melanjutkan ke Lebanon untuk bertemu dengan pejabat tinggi dan tokoh -tokoh berpengaruh di negara itu.
Kunjungan ke Lebanon dilakukan setelah Teheran menyatakan penolakan yang kuat terhadap rencana pemerintah Lebanon untuk melucuti Hizbullah sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Protes Iran ini dianggap Lebanon sebagai bentuk “terbuka dan tidak dapat diterima” dari orang luar.
“Kerja sama kami dengan pemerintah Lebanon telah lama dan mendalam. Kami bernegosiasi dengan berbagai masalah regional.
“Di Lebanon, posisi kami jelas, persatuan nasional Lebanon adalah penting dan harus dipertahankan dalam semua situasi. Kemerdekaan Lebanon tetap penting bagi kami dan kami akan berkontribusi padanya,” katanya.
Sabtu lalu, pemimpin tertinggi Iran Ali Akbar Velayati menyebut rilis senjata Hizbullah yang dirancang sebagai bentuk kepatuhan “terhadap kehendak Amerika Serikat dan Israel”.
Dorongan senjata ini muncul setelah perang tahun lalu antara Israel dan Hizbullah, yang membuat kelompok itu, yang dulunya adalah kekuatan politik dan militer yang berpengaruh.
Tekanan juga datang dari Amerika Serikat, Partai Anti-Hizbullah di Lebanon, dan kekhawatiran Israel akan meningkatkan serangan jika kelompok itu tetap bersenjata.
Larjani, 68, ditunjuk untuk memimpin Dewan Keamanan Iran yang bertanggung jawab untuk merencanakan strategi pertahanan dan keamanan negara. Keputusan dewan harus disetujui oleh pemimpin teratas Ayatollah Ali Khamenei.
Penunjukan Larjani dilakukan setelah perang 12 hari dengan Israel, yang dimulai pada pertengahan -israel melancarkan serangan tak terduga di Iran, menargetkan situs militer, nuklir, dan penduduk.
(RDS)