Jakarta, Pahami.id —
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sumpah Kadet bertemu Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin di Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejaung) pada Rabu (11/12) siang.
Burhanuddin menjelaskan, pertemuan tersebut digelar untuk membahas pendampingan dan pengawasan Kejaksaan Agung bidang pidana dan perdata dalam seluruh kegiatan BPOM.
“Pembahasan kita tentang sinergitas kita dalam mendukung kegiatan Balai POM, baik masalah pidana maupun perdata dan ketatanegaraan,” ujarnya dalam jumpa pers, Rabu (11/12).
Dalam kesempatan yang sama, kata Ikrar, pihaknya juga meminta pengawasan Kejaksaan Agung terkait proses sertifikasi obat dan makanan yang dinilai rawan penipuan.
“Sertifikat izin ekspor, sertifikat izin impor, dan sebagainya mempunyai kelemahan khusus. Karena sertifikasi mempunyai kelemahan yang bermacam-macam,” jelasnya.
Melalui pengawasan Kejaksaan Agung, ia berharap ke depan tidak ada lagi kasus suap dan korupsi di BPOM. Selain itu, Ikrar berharap tidak ada lagi unsur pelanggaran atau mafia di BPOM.
Selain itu, ia juga meminta Jaksa Agung memberikan instruksi kepada jajaran Deputi Penindakan agar dapat menyikapi pelanggaran pidana secara hati-hati dan tepat.
“Karena ternyata masih banyak kejahatan siber, kejahatan pangan ilegal, kejahatan narkoba dan lain sebagainya. Kita akui, tapi kita ingin benahi sesuai sasaran,” ujarnya.
Terakhir, Ikrar mengatakan dalam pertemuan tersebut kedua lembaga juga membahas tugas khusus Presiden Prabowo Subianto yang meminta mereka memantau keamanan pangan dalam program makan siang bergizi.
“Mengawasi rumah produksi atau dapur hingga distribusi, hingga tahap akhir jika terjadi kejadian luar biasa. Tentu semua itu memiliki kelemahan tersendiri,” tutupnya.
(tfq/dna)