Jakarta, Pahami.id —
PBB mengungkapkan bahwa kendaraan kemanusiaan mereka terkena tembakan militer Israel (IDF) pada Selasa (27/8) sore saat mengikuti konvoi yang dikoordinasikan IDF di Gaza. Tembakannya diduga mengenai jendela depan.
Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric, seperti dilansir AFP, Rabu (28/8), mengatakan kedua penumpang kendaraan tersebut tidak terluka akibat penembakan tersebut.
“Kendaraan kemanusiaan PBB yang ditandai dengan jal dan bagian dari konvoi IDF yang terkoordinasi penuh terkena 10 kali, termasuk peluru yang mengenai jendela depan,” kata Stephane Dujarric.
“Ini adalah kejadian terbaru yang menegaskan bahwa sistem koordinasi yang ada tidak berjalan, dan kami terus bekerja sama dengan IDF untuk memastikan kejadian seperti itu tidak terulang lagi,” ujarnya.
Ia mengaku belum mengetahui secara pasti apakah informasi detail pergerakan konvoi tersebut sudah diteruskan IDF kepada otoritas Israel atau belum.
“Kami tidak punya cara untuk menilai pemikiran orang yang menembak kami,” katanya.
Ini bukan kali pertama kendaraan PBB ditembak jatuh sejak konflik Israel dan Hamas mencapai puncaknya pada 7 Oktober 2023.
Pada Mei 2024, PBB juga mengungkapkan bahwa salah satu anggota stafnya yang berasal dari India tewas ketika kendaraan mereka terkena tembakan tank di Gaza Selatan.
Invasi Israel ke Jalur Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 40.400 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Israel juga melancarkan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat Palestina pada Rabu (28/8).
Serangan tersebut menargetkan setidaknya tiga wilayah Tepi Barat, yakni Jenin, Tulkarem, dan Tubas. Ketiga wilayah ini telah diserang oleh serangkaian drone, buldoser, dan pasukan darat.
Serangan Israel ke Tepi Barat merupakan yang terbesar sejak Intifada kedua pada tahun 2002. Intifada merupakan gerakan perlawanan Palestina terhadap Israel karena telah merampas tanah mereka.
Saat itu, tentara Israel melancarkan operasi militer besar-besaran, termasuk penggerebekan di banyak kota di sekitar Tepi Barat.
(AFP/Kris)