Jakarta, Pahami.id —
Antartika merupakan kawasan es dan terpencil di Belahan Bumi Selatan yang merupakan benua terbesar kelima di dunia.
Antartika dikelilingi oleh Konvergensi Antartika, garis lintang yang tidak rata tempat air dingin Antartika yang mengalir ke utara bertemu dengan air hangat di lautan dunia.
Sebagai benua yang besar, banyak yang bertanya-tanya siapa yang menguasai wilayah Antartika.
Sebenarnya benua Antartika tidak dimiliki oleh siapapun atau dihuni secara permanen oleh siapapun. Hal ini sejalan dengan Perjanjian Antartika tahun 1959 yang menetapkan Antartika sebagai wilayah untuk tujuan damai.
Dalam perjanjian tersebut ditegaskan bahwa tidak ada negara di dunia yang dapat mengerahkan tindakan atau aktivitas militer apa pun ke Antartika.
Mengapa demikian?
Benua Antartika merupakan wilayah yang sangat dingin dan kering. Laporan dari Geografis Nasionalsuhu musim dingin di sepanjang pantai Antartika umumnya berkisar antara -10 hingga -30 derajat Celcius.
Saat musim panas, suhu di kawasan pantai berkisar antara 0 hingga 9 derajat Celcius. Pada musim yang sama, daerah pegunungan dan pedalaman bahkan mencatat suhu yang jauh lebih dingin, yaitu -20 derajat Celcius dan di bawah -60 derajat Celcius pada musim dingin.
Pada tahun 1983, Stasiun Penelitian Vostok Rusia mencatat suhu terdingin yang pernah tercatat di Bumi berasal dari Antartika, yaitu -89,2 derajat Celcius. Pada tahun 2010, wilayah ini juga mencatat suhu lebih dingin sebesar -93,2 derajat Celcius.
Dengan kondisi seperti ini, sulit bagi manusia normal untuk hidup di Antartika. Namun, di era Perang Dingin, situasi tersebut tidak menjadi masalah.
Negara-negara besar saat itu, Barat vs Komunis, berlomba-lomba menunjukkan kekuatannya. Mereka ingin mempunyai pengaruh di wilayah tersebut, oleh karena itu mereka berjuang untuk mengklaim Antartika.
Di saat yang sama, para ilmuwan juga ingin mengetahui lebih banyak tentang kawasan dingin ini.
Untuk alasan penelitian, para ilmuwan dari 12 negara melakukan perjalanan ke Antartika pada tahun 1957-1958, mengabaikan ketegangan politik yang sedang berlangsung.
Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu dan bersama-sama menemukan pentingnya peran Benua Antartika bagi Bumi.
Tahun berikutnya atau tahun 1959, 12 negara ilmiah sepakat membentuk perjanjian yang disebut Perjanjian Antartika.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Antartika hanya dapat dikunjungi untuk tujuan damai dan penelitian. Tidak boleh ada aktivitas militer atau pemukiman di wilayah tersebut.
Dua belas penandatangan perjanjian tersebut termasuk Argentina, Australia, Belgia, Chili, Prancis, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Uni Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat.
Sejak ditandatangani pada tahun 1959, Perjanjian Antartika telah berkembang dan kini mencakup 54 negara.
Siapa yang menguasai Antartika?
Laporan dari Ekspedisi AuroraAntartika diatur oleh koalisi negara-negara yang menandatangani Perjanjian Antartika.
Lima puluh empat negara penandatangan dibagi menjadi dua kelompok, pihak yang melakukan negosiasi dan pihak yang tidak melakukan negosiasi.
Pihak konsultan terdiri dari 29 negara yang melakukan penelitian ilmiah rutin di Antartika. Hal ini memberi mereka hak untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Konsultatif Perjanjian Antartika (ATCM) dan proses pengambilan keputusan berdasarkan konsensus.
Sedangkan non-negotiating party terdiri dari 25 negara yang telah menandatangani perjanjian namun tidak memiliki program penelitian aktif. Mereka dapat menghadiri ATCM dan berpartisipasi dalam diskusi, namun tidak diberi wewenang untuk mengambil keputusan.
Apakah Antartika memiliki bendera?
Antartika memiliki bendera yang dibuat pada tahun 2002. Bendera ini menampilkan peta benua Antartika berwarna putih polos dengan latar belakang biru pucat.
Bendera sederhana ini dimaksudkan untuk mencerminkan keunikan tata kelola internasional dan sifat apolitis Antartika. Bendera ini sering terlihat berkibar di atas stasiun penelitian ilmiah di seluruh Antartika.
Meskipun Antartika baru memiliki bendera khusus selama 18 tahun, beberapa negara sudah memiliki bendera yang berkibar di wilayah Antartika yang mereka klaim sudah ada sejak lama.
(blq/baca)