Jakarta, Pahami.id –
Sekretaris -Jenderal (Sekretaris -Jenderal) dari PBB (Grb) Antonio Gutres Berhati -hatilah dengan kebencian Muslim atau Islamofobia yang telah meningkat di dunia belakangan ini.
Guterres kemudian mendesak platform teknologi online untuk mengambil langkah -langkah untuk membatasi ucapan kebencian dan gangguan di internet.
Mengapa Sekretaris PBB -Jenderal tentang Islamofobia?
PBB dan berbagai kelompok hak asasi manusia di seluruh dunia mencatat peningkatan Islamofobia, kecenderungan Arab, dan antikulisme sejak Israel meluncurkan invasi ke Gaza.
Islamophobia digambarkan sebagai tindakan permusuhan, ketakutan, dan kebencian yang tidak rasional terhadap umat Islam dan budaya Islam dengan mendiskriminasi individu atau kelompok.
Selama bertahun -tahun, aktivis hak asasi manusia telah khawatir tentang stigma yang dihadapi Muslim dan komunitas Arab sebagai akibat dari stigma yang menghubungkan mereka dengan kelompok ekstremis.
Selain itu, banyak yang diduga aktivis pro-Palestina, termasuk di Amerika Serikat, menyerukan advokasi mereka kepada warga Palestina untuk mendukung Hamas.
Dalam beberapa minggu terakhir, Institut Pemantauan Hak Asasi Manusia telah merilis data yang menunjukkan catatan kebencian dan kebencian tertinggi terhadap umat Islam di Inggris, Amerika Serikat, dan India.
Pada tahun 2023, pelecehan Islam dengan membakar dan merobek al -Quran berulang kali terjadi di beberapa negara Eropa.
“Kami melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kebencian terhadap umat Islam,” kata Guterres, yang dikutip oleh Reuters.
Kebencian ini mencakup proporsi kebijakan rasial dan diskriminasi yang melanggar hak asasi manusia terhadap kekerasan terhadap individu dan tempat ibadah.
“Platform online harus menekan kebencian dan pelecehan, kita semua perlu berbicara tentang kesetiaan, xenophobia, dan diskriminasi,” tambah Guterres.
(Isa/DNA)