Site icon Pahami

Berita Kenapa Perang Antarsuku Kerap Berkecamuk di Tetangga RI?


Jakarta, Pahami.id

Negara tetangga Indonesia, Papua Nuginidilanda perang antar suku setelah kerusuhan besar terjadi di ibu kota, Port Moresby, awal tahun ini.

Terdapat dua suku yang saling bertikai, seperti Suku Yopo dan Suku Palinau, dalam peperangan antar suku tersebut. Seperti dilansir oleh AFPpertempuran tersebut mengakibatkan ribuan orang mengungsi, yang berpotensi menciptakan “krisis kemanusiaan”.


Keduanya kini menyepakati perjanjian damai setelah dilakukan mediasi oleh tim Resolusi Non-Flict yang dipimpin ketua hakim Mark Pupaka di Port Moresby, Rabu (13/3).

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Perundingan Perdamaian dan Pemerintahan Wilayah Enga, Sandis Tsaka.

Ia mengatakan perjanjian gencatan senjata rencananya akan ditandatangani pada pekan ini.

Sebelumnya, ada perintah pencegahan serupa yang gagal pada September tahun lalu. Kemudian pemerintah setempat memutuskan untuk membawa negosiasi ke ibu kota.

Mengapa perang suku sering terjadi di negara tetangga Indonesia, Papua Nugini?

Menurut laporan Associated Press, perang antar suku pecah setelah terjadi kerusuhan di Port Moresby dan Lae.

Sejauh ini sudah 64 orang tewas akibat pertempuran antara kelompok Yoppo dan Palinau.

Namun, AP melaporkan bahwa ini bukan pertama kalinya perang antar suku pecah di negara tersebut. Peperangan antar suku sebenarnya mempunyai sejarah panjang di Papua Nugini.

Pertikaian antar kelompok etnis di negara ini menjadi lebih mematikan dengan masuknya senjata api secara ilegal dan meningkatnya jumlah penembak jitu yang disewa.

Beberapa penduduk desa menyatakan bahwa pasukan keamanan nasional telah disuap oleh para pemimpin klan untuk membantu mengalahkan musuh-musuh mereka yang menolak membayar uang perlindungan.

Konflik yang melibatkan kelompok etnis baru-baru ini terjadi di Provinsi Enga yang kaya akan sumber daya alam pertambangan emas.

‘Titik panas’ perang antar suku lainnya juga terjadi di Wilayah Hela. Keduanya berada di wilayah barat Papua Nugini yang memiliki sumber daya alam melimpah.

Mencerminkan rasa terima kasih dari Institute of National Affairs yang berbasis di Port Moresby, Paul Barker, mengatakan bahwa konflik berdasarkan persaingan antar suku telah meningkat secara dramatis dalam satu dekade terakhir di kedua wilayah tersebut.

Melimpahnya sumber daya alam seringkali menjadi penyebab terjadinya pertikaian bahkan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat. Konflik sering terjadi terkait persoalan pemerataan kesejahteraan antar masyarakat yang berbeda etnis.

Salah satu penyebab terjadinya konflik antar suku adalah adanya tuduhan santet atau santet yang dilakukan oleh pihak tertentu menyusul meninggalnya salah satu anggota sukunya secara mendadak.

(tim/bac)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version