Site icon Pahami

Berita Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?

Berita Kenapa Jokowi Menolak Dikaitkan Calon Ketum PPP?


Jakarta, Pahami.id

RI Seventh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa penolakan dikaitkan dengan pertukaran kandidat untuk ketua umum PPP Di Kongres yang akan diadakan pada bulan September 2025.

Sikap Jokowi jarang ditemukan pada beberapa masalah, terutama tentang partai. Ketika dikaitkan dengan Golkar pada Agustus 2024, Jokowi tidak pernah menanggapi dengan ketat meskipun ia dikabarkan memasuki elit partai Banyan.

Demikian pula, ketika dilaporkan dimasukkan dalam bursa saham dari Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) nanti. Namun, Jokowi dengan tegas memilih PSI pada saat yang sama dikabarkan akan memasuki Ketua Umum PPP.


Jokowi berpendapat bahwa PPP memiliki banyak angka dalam pertukaran kandidat untuk Ketua Umum.

“Tidak. Di PPP saya pikir banyak kandidat untuk Ketua Umum jauh lebih baik, yang memiliki kemampuan, kemampuan, memiliki efisiensi,” kata Jokowi setelah doa Iduladha pada hari Jumat (6/6).

Direktur Eksekutif Politik Strategis Trias Jenderal Baskoro mencurigai ada dua alasan Jokowi memilih PSI ketika dikaitkan dengan Ketua Umum PPP. Pertama, pertimbangan ideologis.

Menurut Jenderal, sebagai mantan pengusaha, jarak ideologis Jokowi lebih dekat dengan PSI sebagai partai nasionalis. Sementara itu, PPP, adalah partai berbasis Islam yang lebih dekat dengan komunitas asrama.

“Sejauh ini, Jokowi dikenal sebagai kader nasionalis, PDIP lama dan ketika ia mendekati PSI, keduanya memiliki ide -ide kuat,” kata The Great ketika dihubungi pada hari Sabtu (7/6).

Kedua, The Great menilai bahwa Jokowi tidak memiliki bagian dalam sejarah PPP. Saat ini, banyak kader PPP berasal dari Santri dan kelompok agama terbalik dengan Jokowi.

“Jadi ketika dia tertarik pada ketua umum, kecenderungannya akan lebih dekat ke PSI,” katanya.

Di sisi lain, menurut Jenderal, pernyataan Jokowi dapat dibaca sebagai sinyal keseriusan dalam bergabung dengan PSI menjelang pemilihan Ketua Umum yang baru. Terlepas dari mantan politisi itu akan menjadi ketua jenderal atau posisi lainnya.

Namun, Jenderal melanjutkan, pernyataan Jokowi adalah sinyal bahwa ia akan terus aktif dalam politik.

“Yang jelas adalah bahwa Mr. Jokowi mengirim pesan bahwa ia akan secara politis, partai, dan dalam orbit strategis kekuasaan kami,” katanya.

(MAb/mik)


Exit mobile version