Site icon Pahami

Berita Kenapa di Meksiko Banyak Kartel Narkoba?

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Kartel narkoba adalah organisasi kriminal yang mengatur penjualan dan distribusi narkoba dan berkembang pesat di negara-negara Amerika Utara dan Selatan, termasuk Meksiko.

Meksiko merupakan negara yang dikenal sebagai sarang kartel narkoba. Menurut laporan Dewan Hubungan Luar NegeriKartel narkoba Meksiko adalah pemasok utama kokain, heroin, dan metamfetamin ke Amerika Serikat.


Penjaga menyebut kartel narkoba di Meksiko sebagai pemberi kerja terbesar ke-5 di negara berbahasa Spanyol. Pasalnya, banyak pengangguran di Meksiko yang memilih bekerja di kartel narkoba karena tidak punya pilihan lain.

Dilansir laman resminya Universitas Coklatkartel narkoba di Meksiko mulai menjamur pada tahun 90an. Saat itu, muncul kartel besar yang mengambil alih peredaran dan peredaran narkoba di sana. Beberapa di antaranya seperti kartel Teluk, kartel Sinaloa, dan kartel Juarez.


Jadi, apa yang membuat Meksiko menjadi rumah bagi begitu banyak kartel narkoba?

Banyak petugas dan polisi yang korup

Meningkatnya kartel narkoba di Meksiko terjadi karena banyak pejabat dan polisi di negara tersebut yang korup. Mereka tak segan-segan menerima imbalan atau suap dari organisasi kartel narkoba untuk memudahkan aksinya.

Menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, kartel narkoba di Meksiko memiliki kekuatan pendanaan yang signifikan. Oleh karena itu, mereka dengan mudah menyuap pejabat setempat atau polisi untuk memfasilitasi peredaran narkoba di sana.

Selain itu, kartel narkoba di Meksiko juga berafiliasi dengan partai politik. Mereka menggunakan sebagian keuntungannya untuk menyuap partai politik di Meksiko. Hal ini memberi mereka kekuatan politik yang besar untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah Meksiko, khususnya mengenai perdagangan narkoba.

Salah satu partai politik di Meksiko yang dikabarkan berafiliasi dengan beberapa kartel narkoba adalah Institutional Revolutionary Party (PRI). Mereka disebut memiliki jaringan luas dengan banyak organisasi kartel narkoba di Meksiko untuk menyelundupkan narkoba ke pembelinya.

Selain itu, PRI juga disebut memberikan perlindungan hukum dan kebebasan kepada kartel untuk dengan mudah mendistribusikan produk narkoba mereka ke seluruh penduduk Meksiko.

Keberadaan kartel narkoba di Meksiko pun menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Sebab, ternyata mereka tidak hanya melakukan peredaran narkoba, tapi juga melakukan tindak pidana.

Dunia Kita dalam Data melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, puluhan ribu orang Meksiko tewas akibat pertempuran dengan kartel narkoba. Jumlah ini bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Apa kebijakan pemerintah Meksiko?

Pemerintah Meksiko sebenarnya sudah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk memberantas kartel narkoba.

Pada masa Presiden Felipe Calderon (2006-2012), misalnya, Meksiko mengerahkan puluhan ribu polisi untuk memberantas kartel narkoba di sana. Selain itu, Calderon juga mengambil sikap tegas dengan mengganti seluruh pejabat negara dan polisi setempat yang korup dan berpihak pada kartel narkoba.

Pada masa Presiden Enrique Peña Nieto (2012-2018), Meksiko juga mengambil sikap tegas terhadap organisasi kartel narkoba. Dia bekerja dengan militer dan polisi negara bagian untuk memberantas semua kartel narkoba di Meksiko.

Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Andrés Manuel López Obrador (2018-sekarang), Meksiko mengambil pendekatan yang berbeda. Sejak AMLO menjabat, negara tersebut mulai melakukan kerja sama regional untuk memberantas kartel narkoba di Meksiko.

AMLO menolak menggunakan pendekatan militer untuk memberantas kartel narkoba di negaranya. Sebab, dia yakin tindakan tersebut bisa meningkatkan angka pembunuhan di Meksiko. AMLO kemudian menyebut kebijakan ini “Pelukan, bukan peluru”.

Dapatkan bantuan dari Amerika Serikat

Selain mengambil kebijakan independen, Meksiko juga mendapat bantuan dari Amerika Serikat untuk memerangi kartel narkoba di negaranya. Pemerintah Meksiko sudah lama bekerja sama dengan Negeri Paman Sam untuk memberantas kartel narkoba di sana.

Pada tahun 2007 misalnya, AS mengucurkan dana sebesar 3,5 miliar dollar AS atau setara Rp 54,5 triliun untuk membantu militer Meksiko memberantas kartel narkoba di sana.

Selain itu, pada masa Presiden Barack Obama, AS juga melakukan kerja sama penegakan hukum dengan Meksiko. Hal ini dilakukan untuk melakukan reformasi menyeluruh terhadap sistem hukum di negara ini agar tegas dalam memberantas organisasi kartel narkoba.

Namun, meski kebijakan dan bantuan dari AS sudah dicabut, kartel narkoba masih terus berkembang di Meksiko hingga saat ini.

(membaca)



Exit mobile version