Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa PBB (PBB) belum mengadakan diskusi mengenai pengerahan pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza, Palestina.
Kepala Biro Dukungan Strategis Kementerian Luar Negeri, Rolliansyah (Roy) Soemirat mengatakan, misi penjaga perdamaian PBB baru akan dikerahkan setelah mendapat mandat dari badan global tersebut melalui resolusi Dewan Keamanan (SC) PBB.
Saat ini, pembahasan mengenai resolusi tersebut belum dilakukan. Jadi pengerahan pasukan penjaga perdamaian belum dilakukan.
Sejauh ini PBB belum membahas pengerahan Misi Penjaga Perdamaian (PKO) di Gaza, kata Roy melalui keterangan tertulis, Senin (17/6).
Roy menjelaskan, prioritas saat ini adalah memperjuangkan perdamaian melalui gencatan senjata sesuai resolusi terbaru yaitu Resolusi 2735.
Resolusi 2735 adalah resolusi inisiatif Amerika Serikat yang diadopsi pada 10 Juni. Resolusi tersebut didukung oleh 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, dan hanya Rusia yang abstain.
Resolusi tersebut berisi tiga fase komprehensif gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza.
Fase pertama meliputi gencatan senjata segera, pembebasan sandera, pemulangan jenazah sandera, penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk di Gaza, pemulangan warga sipil Palestina ke rumah mereka, dan distribusi yang aman dan efektif. bantuan kemanusiaan besar-besaran di seluruh Gaza.
Fase kedua, penghentian permusuhan secara permanen dengan imbalan pembebasan seluruh sandera dan penarikan total pasukan Israel dari Gaza.
Tahap ketiga meliputi rekonstruksi besar-besaran di Gaza selama beberapa tahun serta pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Jalur Gaza.
“Penyampaian misi PBB baik jumlah, komposisi, dan jenis keahliannya akan selalu disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata Roy.
Rencana pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Jalur Gaza awalnya disampaikan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri Dialog Shangri-La di Singapura.
Prabowo mengatakan rencana tersebut telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian yang penting untuk menjaga dan memantau kemungkinan gencatan senjata ini,” kata Prabowo.
Sejauh ini TNI menyiapkan Brigade Komposit yang terdiri dari empat batalyon, yakni Batalyon Pendukung, Batalyon Kesehatan, Batalyon Insinyur, dan Batalyon Perbekalan. Brigade ini akan dikerahkan sebagai pasukan penjaga perdamaian di Gaza jika mendapat mandat dari PBB.
“Kami akan membentuk Brigade Komposit. Jumlah Brigade Komposit sebanyak 1.212 (personel),” kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6).
Selain itu, TNI juga menyediakan dua kapal rumah sakit untuk misi perdamaian, yakni KRI Rajiman dan KRI Suharso.
“Bisa memberikan perawatan di kapal, dan ada juga unit gawat darurat yang bisa memberikan operasi kelas satu, ada rontgen dan ada IGD,” kata Agus.
(blq/chri)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);