Site icon Pahami

Berita Kemlu RI Beber Kondisi WNI Korban Scam Kamboja usai Diteror Sindikat

Berita Kemlu RI Beber Kondisi WNI Korban Scam Kamboja usai Diteror Sindikat


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu ri) memastikan WNI (warga negara Indonesia) korban tipuan Di Kamboja aman setelah mendapat ancaman dari sindikat.

Direktorat Perlindungan Masyarakat Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, kasus WNI berinisial F sedang ditangani KBRI Phnom Penh. F sebelumnya dikabarkan kabur dari pusat penipuan online di Kamboja setelah diculik dan dipaksa bekerja.

“Meski proses ini terjadi, KBRI tetap memantau keadaan yang bersangkutan dan berupaya memastikan yang bersangkutan dalam keadaan selamat,” demikian pernyataan Direktorat PWNI Kementerian Luar Negeri RI kepada Cnnindonesia.comSenin (27/10).


Kementerian Luar Negeri menyampaikan saat ini KBRI telah berkomunikasi sangat baik dengan pihak keluarga untuk memberikan penjelasan mengenai proses yang sedang berjalan. Pihak keluarga disebut sudah bisa menerima dan menunggu selesainya prosedur yang sedang berjalan.

Pemerintah juga akan memberikan bantuan dana jika yang bersangkutan ditetapkan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berdasarkan hasil penyelidikan mendalam aparat penegak hukum. Dalam proses pendalaman tersebut, Kementerian Luar Negeri akan menjamin keselamatan para korban.

Sebelumnya, ayah korban, Firman, menyebut putranya pernah menjadi korban penculikan dan eksploitasi sindikat penipuan di Kamboja. Peristiwa itu terjadi setelah F mendapat tawaran bekerja sebagai customer service officer di Singapura dari teman masa kecilnya.

Kata Firman, September lalu, F berangkat kerja ke Singapura. Selama sebulan, ia benar-benar bekerja sebagai customer service di Negeri Singa.

Namun, pada 17 Oktober, F tiba-tiba tidak bisa dijangkau. Saat itu, F diajak temannya pergi berlibur dengan pesawat.

“Anak saya tidak menyadarinya hingga tiba di sebuah toko, dan keesokan harinya dia diculik di depan toko dan disandera, serta menjadi pekerja paksa karena penipuan online,” kata Firman kepada awak media, Sabtu (25/10).

Berdasarkan keterangan Firman, F dibawa ke Bavet, sebuah kota di Kamboja yang berbatasan dengan Vietnam. F dipaksa bekerja sebagai penipu oleh para penculiknya.

F kemudian berencana kabur dengan memanfaatkan waktu saat disuruh membeli makanan melalui aplikasi ojek online. Ia dan temannya berhasil kabur dari pusat penipuan online pada 21 Oktober saat pesanan makanan tiba pada pukul 05.00 WIB.

Setelah melarikan diri, F dan temannya memesan mobil untuk berangkat ke KBRI Phnom Penh. Mereka kini berada di bawah perlindungan KBRI, namun masih menerima pesan ancaman dari sindikat tersebut.

Oleh karena itu, Firman berharap KBRI dapat membantu proses kesembuhan F. Selain khawatir, Firman juga mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan putranya selama berada di Kamboja. F masih membutuhkan biaya akomodasi hotel dan makan sehari-hari yang ternyata tidak ditanggung oleh KBRI.

(BLQ/DNA)


Exit mobile version