Site icon Pahami

Berita Kematian Diplomat Kemlu Mencurigakan, Anggota DPR Desak Usut Tuntas

Berita Kematian Diplomat Kemlu Mencurigakan, Anggota DPR Desak Usut Tuntas


Jakarta, Pahami.id

Anggota Komisi Dewan Perwakilan Rakyat I Sarifah Ainun Jariyah meminta negara itu untuk mengeksplorasi motif yang dikatakan berada di belakang kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kementerian Luar Negeri), Arya Daru Pangayunan (39).

Korban ditemukan tewas dalam situasi yang mencurigakan di sebuah rumah asrama di Menteng, Jakarta Tengah pada hari Selasa (8/7) di pagi hari.

Sarifah mengatakan dia khawatir tentang keluarga korban. Dia pikir kasus itu harus dieksplorasi karena korban ditemukan dalam keadaan yang mencurigakan.


“Sebagai perwakilan dari orang -orang yang bertanggung jawab atas pertahanan, di luar negeri, dan informasi, kami mendesak polisi untuk segera mengungkapkan kasus tersebut dengan hati -hati dan transparan,” kata Sarifah dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (9/7).

Sarifah meminta penyelidikan di masa depan mengikuti kemungkinan motif pembunuhan dalam kasus ini. Dia juga meminta petugas penegak hukum untuk mempertahankan objektivitas proses hukum dan tidak terpengaruh oleh spekulasi yang beredar di depan umum.

Dia curiga bahwa polisi harus segera menentukan penyebab kematian diplomat, membunuh atau tidak.

“Para korban Menteri Diplomat Kementerian Luar Negeri harus segera dicari karena mereka terbunuh atau tidak, benar, tidak tahu, tetapi indikasi pembunuhan itu,” katanya.

Politisi PDP menyoroti tiga hal penting yang perlu menjadi fokus penyelidikan. Pertama, otopsi forensik untuk menentukan penyebab kematian. Kedua, memperdalam kemungkinan motif pembunuhan. Ketiga, tujuan proses hukum tanpa tekanan.

Sarifah meminta polisi nasional untuk mempercepat otopsi. Menurutnya, kasus ini memiliki sensitivitas yang tinggi, karena para korban diketahui dalam proses bekerja di Finlandia dan diketahui berbicara tentang masalah perlindungan dan perdagangan manusia orang Indonesia di TPPO (TPPO).

Komisi Komisi I, menurut Sarifah, akan terus memantau pengembangan kasus dengan Kepolisian Nasional dan Kementerian Luar Negeri. Dia juga mendorong Kementerian Luar Negeri untuk memberikan perlindungan dan bantuan keuangan kepada keluarga para korban.

“Kami meminta semua pihak untuk menghormati proses hukum dan tidak menyebarkan informasi yang belum dikonfirmasi,” katanya.

Temuan tubuh korban dimulai dengan kesulitan istrinya dalam menghubungi korban pada hari Selasa (8/7) di pagi hari. Istri korban kemudian menghubungi pelayan untuk bertanya tentang kehadiran suaminya.

Pembantu rumah tangga kemudian memeriksa ruang asrama dan menemukan korban dalam kondisi tak berdaya.

Polisi mengaku menyelidiki seorang kolega korban. Komisaris Polisi Menteng Rezha Rahandhi mengatakan pemeriksaan dilakukan untuk menyelidiki penyebab kematian korban.

“Maka kami ingin diperiksa lagi mungkin teman atau kolega kami akan dikoordinasikan dengan materi,” kata Rezha kepada wartawan pada hari Rabu (9/7).

Korban adalah diplomat untuk kementerian luar negeri yang bertugas di Direktorat Perlindungan Rakyat Indonesia (PWNI).

Saat membawa mayatnya ke rumah duka di Bantul, DIY, pada hari Rabu, Direktur Pwni Judha Nugraha mengatakan sepanjang karirnya, korban ditempatkan di Kedutaan Besar Indonesia di Dili (Timor Leste) dan kedutaan Indonesia di Buenos Aires (Argentina). Korban kemudian bergabung dengan Direktorat PWNI.

Sebelum kematiannya, Judha mengatakan korban telah menerima tugas untuk melayani di Kedutaan Besar Indonesia di Helsinki, Finlandia akhir bulan ini.

Ditemukan oleh kru media setelah pemakaman, Judha mengatakan korban juga melihat persidangan Undang -Undang Kejahatan Perdagangan Rakyat (TPPO) di Jepang. Namun, Judha tidak ingin menjelaskan secara lebih rinci tentang hal itu.

“Almarhum adalah saksi kasus TPPO di Jepang. Untuk waktu yang lama, kasus ini telah diselesaikan sejauh yang saya tahu,” kata Judha.

Judha tetapi meminta untuk tidak menghubungkan peran saksi dengan kasus TPPO dengan kematian Daru masih ditangani oleh polisi.

“Jangan dikaitkan dengan hasil penyelidikan polisi, kami belum berspekulasi, jadi kami tidak ingin berspekulasi, kami menunggu keputusan penyelidikan polisi,” katanya.

(Thr/Kid)


Exit mobile version