Site icon Pahami

Berita Kemarahan Para Pemimpin Timur Tengah Usai Pembunuhan Bos Hamas


Jakarta, Pahami.id

Kelompok militan Palestina Hamas telah mengkonfirmasi bahwa pemimpin politiknya Ismail Haniyeh melakukan serangan udara di Iran, saat dia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Israel menolak berkomentar secara resmi mengenai serangan di Teheran, namun perwakilan militer mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan di Teheran yang menewaskan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel mengatakan telah membunuh komandan senior militer Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan terhadap kubu kelompok tersebut di pinggiran selatan kota Beirut, Lebanon.


Hizbullah mengatakan pada hari Rabu bahwa Shukr berada di dalam gedung yang diserang oleh Israel, namun nasibnya belum diketahui.

Pembunuhan pemimpin Hamas memicu reaksi keras dari para pemimpin di kawasan Timur Tengah. Presiden Iran Masoud Pezeshkian melontarkan pernyataan keras. Pezeshkian berjanji akan membuat Israel “menyesali” pembunuhan Haniyeh.

“Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan dan martabatnya, serta membuat teroris penyerang menyesali tindakan pengecut mereka,” kata Pezeshkian dalam sebuah postingan.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai “tindakan pengecut”. Faksi-faksi Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel telah menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi di seluruh wilayah.

Reaksi terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran bergema di seluruh Timur Tengah dan dunia.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan eskalasi berbahaya yang dilakukan Israel dalam beberapa hari terakhir berisiko memicu konfrontasi di kawasan yang dapat menimbulkan konsekuensi keamanan yang parah.

Belakangan, Kementerian Luar Negeri Irak juga menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan, sementara Oman juga mengutuk tindakan tersebut.

Perdana Menteri Qatar, yang memimpin upaya untuk menengahi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas, mengatakan pembunuhan Haniyeh membuat seluruh proses mediasi menjadi diragukan.

“Bagaimana mediasi bisa berhasil jika satu pihak membunuh negosiator pihak lain?” tanya Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dalam postingan di X, menambahkan, “Perdamaian membutuhkan mitra yang serius.”

Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan mengutuk agresi terang-terangan Zionis tersebut. Kementerian Luar Negeri Suriah menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan keji dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pengabaian terus-menerus terhadap hukum internasional oleh entitas Israel, yang dapat membakar seluruh wilayah.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan bahwa pembunuhan tersebut tidak akan mematahkan tekad Palestina.

“Pembunuhan ini adalah sebuah kekejian yang bertujuan untuk mengganggu perjuangan Palestina, perlawanan mulia Gaza dan perjuangan sah saudara-saudara kita di Palestina, untuk mematahkan kemauan rakyat Palestina, dan mengintimidasi mereka,” kata Erdogan kepada X.

“Namun, hingga saat ini, barbarisme Zionis tidak akan mencapai tujuannya.”

(Wow)



Exit mobile version