Site icon Pahami

Berita Keluarga Prada Lucky soal 4 TNI Tersangka: Kenapa Cuma Pangkat Pratu?

Berita Keluarga Prada Lucky soal 4 TNI Tersangka: Kenapa Cuma Pangkat Pratu?


Kupang, Pahami.id

Keluarga dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo Menanggapi penentuan empat tentara militer (AD) yang disebut sebagai tersangka dalam kasus kematian sampai mati.

Lusi Namo, seorang saudara lelaki yang beruntung, mengatakan bahwa pelaku tidak hanya empat. Keluarga percaya pelaku harus lebih dari empat.

“Tentu saja lebih dari empat orang,” kata Lusi Cnnindonesia.comSenin (11/8).


Dia mengatakan dari informasi yang diperoleh keluarga, dalam setiap perubahan dalam prada Lucky Picket selalu menerima kekerasan dari seniornya. Jadi, kata Lusi, ada banyak tangan yang mengalahkan saudara perempuannya.

Dia mencurigai bahwa keempat tentara yang disebut sebagai tersangka adalah yang paling atau terburuk.

“Mungkin keempat orang ini adalah yang terburuk, tetapi tentu saja orang lain terpapar,” katanya.

Namun, keluarga itu juga mempertanyakan karena hanya tentara terendah di Pratu alias Tni disebut tersangka. Keluarga percaya ada orang tua yang lebih tinggi sebagai petugas yang berpartisipasi dalam penganiayaan.

“Tapi tanda tanya besar adalah mengapa satu -satunya peringkat Pratu adalah pemain utama. Mengapa tidak?” Lusi melanjutkan saat dia meneteskan air mata.

“Permintaan keluarga harus sejalan dengan semua pelaku yang dianiaya, karena Lucky memiliki nyawa yang telah hilang,” katanya.

Lusi mengungkapkan tidak hanya pengorbanan empat tentara dengan pangkat Pratu dan yang lainnya dilindungi. Dia mencurigai bahwa lusinan pelaku lain diduga berpartisipasi dalam penganiayaan beruntung dilindungi karena ada orang dengan pangkat besar.

“Kami adalah keluarga saya, ibu saya dan saya akan terus menuntut keadilan untuk keberuntungan, mereka dapat membungkam ayah saya yang juga seorang prajurit tetapi tidak untuk saya dan ibu saya,” katanya.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) Militer TNI yang bertugas di Batalion Development Region 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/Wm) Nagekeo meninggal karena penyiksaan alami oleh orang tua di Batt Batt.

Di sisi lain, Gubernur Nusa Tengga Timur Melkiades Laka Lena berharap bahwa tidak akan ada lagi kekerasan yang fatal seperti yang terjadi pada Prada Lucky. Melki juga mendukung keluarga untuk mencari dan mencari keadilan.

“Sebagai gubernur NTT, saya mendukung langkah -langkah dan sikap orang tua Prada Lucky, Mr. Kristina Namo dan Mrs. Sepiana Paulina Mirpey melakukan proses dan upaya hukum untuk kematian Prada Lucky,” katanya.

Prada Lucky meninggal pada hari Rabu (6/8). Dia telah menjalani empat hari di Aeramo Regional Hospital Intelive Care Unit, Nagekeo.

Tubuhnya kemudian dibawa kembali ke Kupang setelah diundang oleh orang tua kandungnya, Christian Namo dan ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada hari Kamis (7/8). Setelah dua hari penguburan di rumah duka, mayat Prada Lucky dimakamkan pada hari Sabtu (9/8) dengan upacara militer.

(Ely/dal)



Exit mobile version