Jakarta, Pahami.id –
Kejaksaan Agung menyebutkan hilangnya kasus korupsi negara yang memberikan kredit dari bank Pt Sritex meningkat menjadi RP1.08 triliun.
Beberapa waktu sebelumnya, kantor jaksa agung mengatakan kerugian negara dalam kasus ini adalah Rp692 miliar.
Direktur Direktur Investigasi Terakhir (Dirdik) Nurcahyo Jungkung Madyo mengatakan kerugian negara itu didasarkan pada pengumpulan kredit dari tiga bank regional.
“Menghasilkan kerugian nasional tentang Rp1.088.650.808.028,00,” Cahyo mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa (7/22).
Cahyo menjelaskan bahwa angka RP1.08 triliun didasarkan pada kredit dari DKI Banks (sekarang Jakarta Bank) RP149 miliar; BJB Bank RP543 miliar; dan Java Bank Center (Java Central) RP395 miliar.
Cahyo juga menyatakan bahwa jumlah kerugian nasional masih dapat meningkat. Karena hilangnya keadaan dalam kasus ini masih dihitung oleh BPK.
“Ini sedang dalam proses menghitung oleh BPK,” katanya.
Yang lalu memiliki total 11 tersangka dalam kasus korupsi yang menyediakan fasilitas kredit dari perbankan ke Pt Sritex.
Mereka adalah mantan direktur pelaksana PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto; Direktur DKI Bank 2020, Zainuddin Mappa; dan Divisi Komersial BJB Bank dan Bank Corporation untuk tahun 2020, Dicky Syahbandinata.
Kemudian, Allan Moran Severino (AMS) adalah Direktur Keuangan Pt Sritex pada 2006-2023; Babay Farid Wazadi (BFW) sebagai Direktur Kredit MSME secara bersamaan dengan Direktur Keuangan Bank DKI pada 2019-2022; Pramono Sigit (PS) sebagai Direktur Teknologi dan Operasi DKI Bank 2015-2021.
Selain itu, Yuddy Genaldi (YR) sebagai presiden BJB Bank Bank 2009-Maret 2025; Benny Riswandi (BR) sebagai wakil presiden eksekutif senior BJB Bank 2019-2023; Supriyatno (SP) sebagai presiden Bank Central Java 2014-2023; Pujiono (PJ) sebagai Direktur Bank Sentral Bank Perusahaan Java 2017-2020; Suldiarta (SP) adalah kepala Bank Perusahaan dan Komersial Bank 2018-2020.
(Dis/rds)