Jakarta, Pahami.id —
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan produksi kapal perang jenis baru yang diberi nama menurut namanya, Trump Class.
Trump pada Senin (22/12) mengatakan bahwa kapal berbobot 30.000-40.000 ton itu akan dibangun untuk menjadi “salah satu kapal perang permukaan paling mematikan” serta “kapal perang terbesar dalam sejarah AS”.
Ketika ditanya apakah kapal perang itu dimaksudkan untuk mengekang pengaruh Tiongkok, Trump menolak mengakuinya. Dia hanya mengatakan kapal itu akan menjadi “pencegah bagi semua pihak, bukan hanya Tiongkok.”
Spesifikasi Kelas Trump
Menurut situs resmi Trump Class Ships, kapal perang terbaru ini akan berbobot lebih dari 35.000 ton. Kapal ini dirancang untuk stabilitas yang tak tertandingi dan muatan yang sangat besar, jauh melebihi kapal perusak kelas Arleigh Burke.
Kapal Trump Class akan dipersenjatai dengan 12+ tabung rudal Conventional Prompt Strike (CPS) untuk jangkauan global yang cepat.
Kapal tersebut juga memiliki kapasitas senjata besar lebih dari 128 unit, termasuk Tomahawk, SM-6, dan SLCM-N baru yang bersenjata nuklir.
Kelas Trump akan menggunakan baterai railgun 32 megajoule (MJ) untuk mendukung tembakan permukaan jarak jauh.
Dilaporkan dari Armada Emas, kapal perang USS Defiant akan menjadi bagian dari kombatan permukaan kelas baru yang besar dengan daya tembak paling merusak dari semua kapal permukaan yang pernah ada.
Kapal ini akan mempunyai kemampuan menyerang musuh dengan jarak 80 kali lipat dari kelas sebelumnya.
Kapal perang tersebut juga akan menjadi kapal perang berpeluru kendali pertama yang mampu membawa rudal nuklir dan hipersonik.
Kapal Trump Class juga diklaim akan menggunakan sistem tempur canggih, termasuk sistem peluncuran vertikal rudal besar (LMVLS) untuk memberikan serangan hipersonik jarak jauh terhadap sasaran strategis di darat yang tidak dapat dijangkau oleh armada saat ini.
Menurut Angkatan Laut AS, kapal perang ini akan dapat beroperasi secara mandiri, sebagai bagian dari Carrier Strike Group, atau memimpin kelompoknya sendiri, Surface Action Group, tergantung pada misi dan ancamannya.
“Dengan kemampuan memberikan komando dan kontrol ke depan untuk platform berawak dan tak berawak, kapal perang ini akan menjadi komponen penting dalam penerapan Konsep Perang Angkatan Laut,” kata Golden Fleet dalam sebuah pernyataan.
(blq/dna/bac)

