Seoul, Pahami.id –
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul telah mengungkapkan strategi untuk transisi pemerintahan baru Korea Selatan Mengikuti pemilihan umum (pemilihan) yang akan diadakan.
Otoritas bisnis sementara yang mengiklankan kedutaan Indonesia di Seoul Zelda Wulan Kartika mengatakan dia telah mendekati mereka yang memiliki potensi untuk memimpin Korea Selatan.
“Apa yang dilakukan kedutaan Indonesia jelas merupakan pendekatan tetap untuk partai yang berkuasa [partai berkuasa] Sekarang, tetapi juga menjangkau orang lain yang bersaing dalam pemilihan nanti, “Zelda mengatakan kepada wartawan Indonesia di Kedutaan Besar Indonesia di Seoul pada hari Senin (5/20).
Partai Rulling atau Partai yang berkuasa hari ini adalah Partai Kekuatan Rakyat (PPP). Mereka menjadi fokus, setelah mantan Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan keadaan darurat seni bela diri pada Desember 2024. Pada waktu itu, ia adalah anggota partai yang tepat.
Wartawan Cnnindonesia.com Kesempatan untuk mengunjungi Korea Selatan sebagai bagian dari program Korea Selatan sebagai bagian dari generasi jurnalis Indonesia berikutnya tentang program Korea. Program ini dipegang oleh komunitas kebijakan luar negeri Indonesia (FPCI) dan Yayasan Korea pada 18-24 Mei.
Kesan Zelda adalah menjawab pertanyaan apakah ada persiapan dari kedutaan Indonesia yang terkait dengan pemerintah Korea Selatan yang baru karena negara itu akan mengadakan pemilihan.
Pada kesempatan ini, ia juga mengatakan bahwa kedutaan Indonesia telah menyatakan harapan kepada pihak -pihak yang relevan. Namun, Zelda tidak menjelaskan secara lebih rinci partai yang dimaksud.
“Dan kami juga telah menyatakan harapan kami bahwa jika itu bergiliran dengan pemerintah, prioritas Korea Selatan, terutama untuk Asia Tenggara, tinggal di Indonesia,” kata Zelda.
Selain itu, Zelda mengatakan banyak program atau kegiatan lain juga menguntungkan Indonesia dan Korea sehingga kerja sama harus dipertahankan.
“Dan kami memiliki informasi bahwa semuanya positif, jadi tetaplah pemerintah, meskipun sesuai dengan pemerintah, mereka akan terus memprioritaskan Indonesia sebagai salah satu negara yang dikritik,” katanya.
Korea Selatan akan mengadakan pemilihan pada 3 Juni setelah drama darurat militer. Ada delapan kandidat presiden dalam kompetisi politik.
Beberapa dari mereka adalah Kim Moon jadi dari PPP dan Lee Jae Myung dari Partai Demokrat, oposisi dalam pemerintahan Yoon.
Salah satu pemilihan Gallup Korea melaporkan bahwa Lee memiliki dukungan 51 persen sementara Kim jauh di belakang sebesar 29 persen.
(Yesus/BAC)