Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tidak ikut campur setelah dicap sebagai pengkhianat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Orang Albanese mengatakan kata -kata Netanyahu juga disampaikan ke negara lain.
“Saya tidak menganggap ini sebagai hal pribadi, saya berinteraksi dengan orang -orang secara diplomatis. Dia juga mengatakan hal yang sama tentang para pemimpin lain,” kata Albanese selama konferensi pers pada hari Rabu (8/20).
Netanyahu pada hari Selasa (19/8) mengkritik orang Alban yang mengatakan bahwa Australia akan mengakui negara Palestina. Dengan mengunggah pada X, ia menyebut Albarese “pengkhianat”.
“Sejarah akan mengingat bahasa Albania seperti: seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan Yahudi Australia,” tulis Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu dibuat setelah orang Albanese mengatakan dia akan mengakui kedaulatan Palestina di Majelis Umum PBB (PBB) Majelis Umum September mendatang. Pengakuan akan dilakukan dengan Prancis, Kanada, ke Inggris.
Beberapa negara Barat baru baru -baru ini mengutuk Israel karena telah menyebabkan krisis kelaparan di Jalur Gaza, Palestina. Banyak orang Gaza meninggal karena kekurangan makanan, selain serangan brutal negara Zionis.
Netanyahu sangat menentang keputusan negara -negara besar ini. Menurutnya, langkah itu adalah bentuk dukungan untuk Millies Hamas Palestina.
Pada keputusan untuk mengenali Palestina, Albarese mengatakan dia telah memberikan kepindahan ke Netanyahu sebelum pemerintahannya mengumumkan hal ini.
“Pada waktu itu, saya memberi Perdana Menteri Netanyahu indikasi yang jelas tentang pandangan saya dan Australia di masa depan, serta indikasi yang jelas untuk instruksi tujuan kami,” kata Albanese, seperti dikutip oleh Reuters.
“Saya juga memberinya kesempatan untuk menggambarkan solusi politik yang ada dan memberikan kesempatan ini,” katanya.
(BLQ/DNA)