Site icon Pahami

Berita Kasus Tentara Bunuh Rekan yang Menggegerkan di Dunia

Berita Kasus Tentara Bunuh Rekan yang Menggegerkan di Dunia


Jakarta, Pahami.id

Militer yang membunuh musuh adalah hal biasa dalam perang. Tetapi perhatian yang paling disorot adalah ketika tentara membunuh teman -temannya sendiri.

Ternyata terjadi di berbagai tempat di dunia dengan berbagai pemicu.


Pada tahun 2009, seorang tentara AS menewaskan lima temannya saat bertugas di Irak.

Sersan Militer John Russel, oleh pengadilan, dinyatakan bersalah atas pembunuhan di klinik militer untuk perang di Camp Liberty, pangkalan terbesar AS di Irak.

Russell awalnya membantah tuduhan itu. Tetapi dia kemudian mengaku telah membunuh dalam perjanjian untuk mencegah hukuman mati, yang disusun oleh pengacaranya di pengadilan dengan Lewis-McChord (JBLM), di negara bagian Washington pada 2013.

Hukuman itu dijatuhi hukuman, Russel dijatuhi hukuman mati di penjara dan tidak dihargai oleh tentara, kata juru bicara militer Barbara Junius Afp.

Kasus ini adalah sebuah insiden, dan cukup umum di Irak. Russell mengklaim penembakan itu, tiga tentara yang telah dirawat di klinik dan dua petugas medis.

“Saya tidak mengamuk, mulia,” katanya kepada Hakim Militer Kolonel David Conn, mengatakan bagaimana ia berlari dari kamar ke kamar untuk menembak pekerja kesehatan mental dan pasien.

Di Afghanistan, juga militer AS menjadi korban. Pada 2019, Angkatan Darat NATO yang bertanggung jawab atas Angkatan Darat Afghanistan ditembak mati.

Pembunuhan itu diduga dilakukan oleh personel militer Afghanistan di selatan ketika koalisi menggerebek pasukan pemberontak. Namun, Taliban melalui juru bicaranya, Qari Yousef, mengeluarkan pernyataan formal bahwa seorang prajurit militer Afghanistan keberatan untuk membunuh tentara NATO lainnya di wilayah yang sama.

Tidak hanya pasukan AS, pasukan Inggris menjadi sasaran pembunuhan militer Afghanistan, meskipun mereka berpatroli.

Sementara itu, di India, pada tahun 2021 tembakan paramiliter meninggal karena empat teman dan melukai tiga lagi di negara bagian Chhattisgarh Central.

Insiden itu terjadi di sebuah kamp di distrik Chhattisgarh Sukma, sekitar 400 kilometer (248 mil) dari ibukota Raipur. Para penembak dan korban berasal dari Polisi Cadangan Sentral India (CRPF).

Dari tahun 2020 hingga 2021, India sering menderita bunuh diri dan pembunuhan antara tentara di kamp Paramiliter. Hasil investigasi menunjukkan tingkat stres yang tinggi dan kondisi kerja yang sulit.

Menurut catatan CRPF, 101 kasus bunuh diri telah dilaporkan dalam peringkatnya dari tahun 2020 hingga September 2021.

(IMF/BAC)


Exit mobile version