Site icon Pahami

Berita Kasus Bullying Siswa Difabel di Jogja Berujung Damai


Yogyakarta, Pahami.id

Kasus intimidasi atau intimidasi menimpa seorang siswa penyandang cacat di salah satu SMA Negeri di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta yang mengakibatkan jari kelingking tangan kirinya patah sehingga mengakibatkan perdamaian.

Prosesnya dilakukan setelah mediasi yang melibatkan beberapa unsur antara lain sekolah, polisi, perangkat daerah, dan lain-lain.

Kesepakatan damai tersebut ditandai dengan surat bermaterai yang ditandatangani kedua orang tua siswa pada 23 Februari 2024. Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa persoalan tersebut hanyalah kesalahpahaman belaka.


Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati membagikan salinan perjanjian damai beserta kronologis kejadiannya.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Peristiwa itu tercatat terjadi pada Rabu (21/2), usai para siswa menunaikan salat Dzuhur di sekolah.

Korban pelajar berinisial RAN, menurut kronologi versi sekolah, sedang duduk di depan Lab Komputer II bersama beberapa rekannya. Berikutnya datanglah siswa lain berinisial RH yang menghampiri RAN.

RAN adalah siswa cacat. Ia dilahirkan tanpa tangan kanan. Sedangkan RH, menurut informasi yang disampaikan Dinas Pendidikan Gunungkidul, merupakan siswa penyandang disabilitas intelektual.

Sebelum kejadian, RH berdiri di samping RAN sambil menendang triplek di gudang kerajinan. RAN lalu mengingatkan RH.

“RAN mengingatkan RD dengan menyebut nama orang tua RD, RD membalas ucapan RAN dengan mengejek, lalu terjadi keributan,” tulis keterangan tersebut.

RAN disebut-sebut mengejar RH saat masuk kelas. RAN mencengkeram kerah baju RH dan mendorongnya dari depan toilet selatan gedung ke belakang Lab Komputer II.

“Di situlah RD yang duduk di meja keramik ditarik kerahnya dari belakang, RD bermaksud melepaskan tangan RAN. RH kemudian dijepit ke dinding dan mengenai pelipis kiri RAN,” bunyi keterangan tersebut.

“Cederanya RAN kemungkinan besar karena RAN kena RH sehingga tangannya sendiri terluka. Kejadiannya hanya antara RH dan RAN, tidak ada pihak (teman) lain yang menyerang pihak tertentu,” sambungnya.

Setelah itu, pihak sekolah mengambil tindakan dengan membawa RAN ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pihak sekolah juga memberikan bantuan fisik dan psikis kepada kedua belah pihak.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa penyandang disabilitas di sebuah SD Negeri di Wonosari, Gunungkidul, DIY, mengalami patah jari yang diduga akibat perkelahian setelah oknum yang terlibat menjadi korban perundungan yang dilakukan teman sekolahnya.

Siswa kelas VII berusia 13 tahun itu menjalani perawatan di RSUD Wonosari. Ia memerlukan operasi untuk memperbaiki patah tulang di jari kelingking tangan kirinya.

Wasido, orang tua korban, mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, anak tersebut mengalami patah jari saat berkelahi dengan salah satu temannya di sekolah, Rabu (21/2) sore.

“Kata temannya putar belit, putar belit (belit), kemarin setelah salat zuhur langsung dibawa ke RSUD, pesantren,” kata Wasido, Kamis (22/2).

Penghasut tawuran tersebut diduga karena sang anak tak terima diolok-olok karena kondisinya yang tidak sempurna. Putra Wasido lahir dengan satu tangan.

“Awalnya dibilang temannya saling mengejek, karena temannya yang meledek, mungkin anak saya tidak terima atau apalah, tawuran terus. Tapi sebenarnya saya tidak tahu caranya,” jelasnya.

Menurut Wasido, putranya kerap menjadi sasaran perundungan. Ia mengaku selalu menyuruh anaknya untuk tidak memperhatikan jika diledek dan segera melapor ke guru di sekolah.

Wasido pun curiga anaknya sudah kehabisan kesabaran dan membalas ejekan temannya dengan melawan.

Biasanya tidak seperti itu, katanya.

(kum/arh)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version