Jakarta, Pahami.id —
Khofifah Indar Parawansa Dan Emil Dardak menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang mendapat dukungan enam partai politik di dalamnya Pilkada Provinsi Jawa Timur 2024.
Tiap partai Golkar, PAN, Demokrat, PSI dan Perindo. Terbaru, Partai Gerindra resmi mengusung Gubernur Khofifah-Emil sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur.
Berdasarkan hasil perolehan suara pada Pileg 2024, enam partai pengusung Khofifah-Emil meraih 53 kursi atau 44,16 persen dari total kursi DPRD. Masing-masing Gerindra 21 kursi, Golkar 15 kursi, Demokrat 11 kursi, PAN 5 kursi, dan PSI 1 kursi.
Selain partai-partai tersebut, PDIP, PKB, NasDem, PKS, dan PPP belum mengambil sikap. Jika digabungkan, keempat partai tersebut meraih 67 kursi atau 55,8 persen.
Selain dukungan partai mayoritas pemilik kursi DPRD, Khofifah punya modal individu yang tak kalah kuat. Khofifah adalah kader NU sejati. Ia menjadi pengikut Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
<!–
/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>
Saat ini Khofifah juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU. Di sisi lain, mantan Menteri Sosial itu masih berstatus kader PKB. Sebagai petahana, ia memiliki elektabilitas yang tinggi.
Sejauh ini baru PKB yang mengutarakan nama lawannya Khofifah, yakni mantan Ketua PWNU Jatim, Marzuki Mustamar.
Hasil survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) pada 16 Mei mencatat elektabilitas Khofifah berada di angka 42,1. Sementara mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dinilai sebagai kuda hitam dengan elektabilitas 10,7 persen.
Di sisi lain, PDIP memberi isyarat dukungan yang kuat. Namun Partai Banteng menolak nama Emil sebagai wakil gubernur dan menawarkan kadernya sebagai penggantinya.
PDIP sudah bertemu dengan PAN dan Golkar untuk menerima usulan wakil gubernurnya. Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah menilai Emil lebih layak jadi menteri dibandingkan mencalonkan diri lagi bersama Khofifah.
“Kemarin kita ketemu PAN, kita ketemu Gerindra, bahkan kita bertemu dari hati ke hati dengan Mas Emil Dardak,” kata Said di Kompleks Parlemen, Rabu (5/6).
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Institut Publik Indonesia (IPI), Karyono Wibowo memperkirakan Khofifah-Emil akan mendominasi dukungan partai dengan tak kurang dari 70 persen kursi DPRD.
Menurutnya, PKB akan menjadi lawan kuat Khofifah. Partai tersebut memiliki rekam jejak sejak Pilkada terakhir pada 2019 lalu yang mengusung Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Apalagi, PKB memperoleh suara terbanyak dan bisa mengajukan calonnya sendiri. PKB kini menjadi partai dengan suara dan kursi terbanyak di Jawa Timur.
“PKB sebagai partai pemenang pemilu legislatif di Jawa Timur berpotensi mengusung pasangan calon sendiri karena jumlah kursi PKB cukup untuk mengajukan pasangan calon sendiri tanpa beraliansi,” kata Karyono.
Kans Marzuki Mustamar
Direktur Eksekutif Aliran Survei Indonesia (ASI), Ali Rifan mengatakan, hingga saat ini calon lawan Khofifah hanya tinggal Marzuki saja. Meski begitu, Ali menilai nama Marzuki masih perlu diuji secara ilmiah.
Merujuk pada keluaran survei ARCI, meski pada simulasi terbuka berada di peringkat kelima, nama Marzuki tetap dianggap kuda hitam. Selain itu, ARCI juga memprediksi kuat PKB akan kembali bergabung dengan PKS dan NasDem serta mengulangi koalisinya pada Pilpres 2014.
“[Marzuki] bisa jadi kuda hitam. Hal ini akan menyebabkan komunitas NU terpecah belah. Kalau PKB mengusung tokoh NU. Bukan tidak mungkin elektabilitas Kiai Marzuki yang kini kecil, nantinya akan meningkat, kata ARCI dalam surveinya.
Meski demikian, Ali menilai Marzuki masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya. Ali membeberkan hasil survei internal lembaganya terkait peringkat persetujuan Khofifah-Emil di Jawa Timur pada tahun 2023 yang mencapai 70 persen.
Di sisi lain, Khofifah dinilai memiliki mesin politik yang kuat sebagai Ketua Muslimat NU. Di lembaga tersebut, ia didampingi Ulfah Masfufah sebagai sekretaris yang dianggap mewakili generasi muda.
Jadi konfigurasi Khofifah-Emil cukup lengkap. Makanya kalau ada kompetitor lain harus mengisi ruang kosong yang bisa mengalahkan konfigurasi itu, kata Ali.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi tak menampik dominasi Khofifah selama ini di Jawa Timur. Apalagi, PDIP juga hampir final mendukung Khofifah meski mendapat tawaran mengisi kursi wakil gubernur.
Baik Emil maupun calon wakil gubernur dari PDIP, Khofifah akan sama-sama kuat. Namun menurutnya, duet Khofifah dengan kader PDIP jika terealisasi akan mewakili NU dan masyarakat Abangan di Jawa Timur.
Alasannya kita melihat komposisi yang signifikan di Jatim ada kaitannya dengan budaya politik yang merah dan hijau. Atau mahasiswa abangan. Ini terwakili jika duet yang muncul adalah duet Puan Khofifah mewakili mahasiswa, dan PDIP mewakili partai. abangan.,” kata Airlangga, Jumat (7/6).
Airlangga juga menyoroti posisi PKB dalam ajang lima tahunan di Jatim tersebut sebagai pemegang kursi terbanyak di DPRD. Airlangga tak yakin Khofifah akan melawan kotak kosong di Jatim.
Meski demikian, ia menilai PKB juga perlu mempertimbangkan komposisi representasi budaya masyarakat di Jatim.
Jika mencalonkan Marzuki mewakili kelompok hijau atau santri, PKB harus mencari wakil yang mewakili kelompok masyarakat abangan.
Artinya, perwakilan dari subkultur yang berbeda, misalnya Abangan, harus dibandingkan jika ingin bersaing dengan Khofifah, kata Airlangga.
(thr/fr)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);