Site icon Pahami

Berita Kalau Ditekan Enggak Ada yang Tahan


Jakarta, Pahami.id

Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan berharap peran oposisi dalam sistem pemerintahan di Indonesia diberikan ruang untuk menyeimbangkan aliran kekuasaan.

Anies mengatakan di Indonesia hampir tidak ada peran oposisi. Hal ini, kata dia, akibat tekanan luar biasa yang diberikan kepada pihak oposisi.

Hal itu disampaikannya menanggapi civitas UGM yang menyatakan pihak kampus menggugat. Salah satu poin deklarasi tersebut menyebutkan bahwa demokrasi Indonesia sedang terpuruk.


Jadi sebenarnya oposisi hanya diberi ruang karena itu keseimbangan yang baik untuk semua orang, kata Anies di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (13/3).

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Tapi kalau oposisi didorong, tidak ada yang akan melawan, lanjutnya.

Anies menilai peran oposisi penting untuk memperkuat demokrasi Indonesia. Katanya, peran oposisi merupakan salah satu dari tiga komponen penting dalam demokrasi.

Selain oposisi, Anies menyebut ada dua komponen penting lain dalam demokrasi Indonesia yang harus dijaga. Kedua komponen tersebut adalah kebebasan berpendapat dan pemilu yang adil dan jujur.

“Kemarin sudah ada pemilu, tapi jujur ​​​​dan adil masih menjadi pertanyaan, mungkin itu yang dikatakan teman-teman di sana,” jelasnya.

Pencanangan Gerakan Kampus Mengeluh sebelumnya berlangsung di Balairung, UGM, Sleman, DIY, Rabu (13/3).

Hadir antara lain Wakil Rektor UGM, Ari Sudjito; Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Koentjoro; Ketua PP Hukum dan Hak Asasi Manusia PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas; pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar; Rektor UWM, Edy Suandi Hamid; Rektor UII, Fathul Wahid dan puluhan tokoh lainnya.

Dalam deklarasi tersebut disebutkan bahwa gerakan Saman Kampus bertujuan untuk memulihkan etika dan konstitusi yang telah terkoyak selama lima tahun terakhir.

Sementara itu, universitas dinilai menjadi benteng etika dan akademisi sebagai ilmuwan yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga kesusilaan, serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan.

“Ini saatnya kita sebagai warga negara melakukan refleksi dan evaluasi terhadap menurunnya kualitas institusi di Indonesia dan dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,” demikian deklarasi yang dibacakan salah satu Guru Besar UGM, Wahyudi Kumorotomo.

(mab/sfr)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version