Site icon Pahami

Berita Jubir Tedjowulan Sebut Penerus Takhta Keraton Tak Harus Anak Raja

Berita Jubir Tedjowulan Sebut Penerus Takhta Keraton Tak Harus Anak Raja


Solo, Pahami.id

Menteri Agung Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjobulan mengklaim dirinya sebagai raja Keraton Surakarta Iklan Sementara. Purnawirawan TNI itu siap melepaskan jabatannya jika pihak keluarga menyetujui nama penerus Pakubuwono XIII.

Juru bicara Tedjowulan, KP Bambang Pradotonagoro menegaskan, jabatan sementara AD berarti Tedjowulan hanya menjalankan tugas sementara sebagai raja.


“Jadi lagi-lagi dia menjadi wali Bukan sebagai pengganti raja,” kata Bambang saat ditemui di kantornya, Rabu (5/11).

Gusti Tedjo, sapaan akrab Tedjowulan, siap melepaskan jabatan Raja Sementara jika penerus Pakubuwono XIII dikukuhkan sebagai Jumeneng (bertahta).

Intinya dari Majelis Besar (Tedjowulan), kalau (pewaris takhta) sudah disepakati, itu saja, saya tidak akan bertindak lagi, hanya menunjuk siapa yang sudah disepakati bersama, kata Bambang.

Bambang pun tak menampik saat ditanya peluang Tedjowulan menjadi raja pamungkas di Keraton Surakarta. Menurutnya, penerus takhta kerajaan tidak harus berasal dari putra raja.

Saya akan mengambil sejarah, oke? Pakubuwono keenam ya. Pakubuwono keenam ditangkap Belanda dan dibuang ke Ambon. Kakak dari ibu yang berbeda,” ungkapnya.

Bambang mengatakan, banyak calon yang memenuhi syarat untuk menduduki tahta Keraton Surakarta, termasuk Tedjowulan sendiri.

Semua terbuka, tidak hanya Tedjowulan, Gusti Dipo, Gusti Puger, Gusti Hadi, kalau dia Kerso ya terbuka, kata Bambang menyebut beberapa nama saudara Pakubuwana XIII.

Meski demikian, ia menegaskan penerus takhta Keraton Surakarta harus mendapat dukungan semua pihak. Bambang mengingatkan, banyak keluarga kerajaan yang memiliki Keraton Surakarta.

“Jadi disepakati bersama, tidak hanya satu kelompok,” ujarnya.

“Perlu diingat, keraton itu milik baka. Mulai dari Pakubuwono I, menjalar ke Pakubuwono XIII baka,” ujarnya.

Bambang mengatakan, Tedjowulan belum membicarakan siapa sosok yang bisa terus memimpin di Keraton Surakarta.

“Sampai saat itu, kami belum berbicara. Saya tidak ingin membahasnya lebih jauh karena dia hanya mengirimi saya pesanRa Jangan kasar, anjing kampung (Terburu-buru). “Yang paling penting adalah keluarga seperti apa yang Anda inginkan,” katanya.

(Syd/Wis)



Exit mobile version