Site icon Pahami

Berita Jelang Lengser, Baliho Terima Kasih Jokowi-Iriana Muncul di Solo


Surakarta, Pahami.id

Baliho itu berisi pesan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan istrinya, Iriana Jokowi muncul di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baliho tersebut dipasang sebelum masa jabatan Presiden Jokowi berakhir pada 20 Oktober.

Lokasinya tak jauh dari rumah jompo Jokowi yang sedang dibangun di Kecamatan Colomadu. Baliho itu menempel di jalan utama yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo dan Kota Solo.


Pada baliho berlatar belakang biru muda itu terpampang gambar Jokowi mengenakan jas lengkap dan topi hitam. Jokowi terlihat mengenakan selendang berwarna emas dengan puluhan hiasan yang tersemat di jaketnya. Sedangkan Iriana mengenakan kebaya bermotif bunga berwarna biru dengan selendang merah di bahunya.


Di samping foto Jokowi dan Iriana tertulis “Terima kasih Pak Jokowi dan Ibu Iriana – Teruslah menjadi guru bangsa – Doa kami selalu…” dengan identitas poster tersebut adalah Alap-alap Jokowi ( AAJ) kelompok sukarelawan.

Salah satu pedagang, Eni mengatakan, baliho tersebut baru dipasang beberapa hari lalu.

“Belum lama. Sekitar tiga hari lalu,” kata Eni, Jumat (4/10).

Ketua Umum AAJ, Muhammad Isnaini membenarkan, pihaknya sudah memasang baliho tersebut sejak Selasa (1/10) lalu. Isnaini mengatakan, Jokowi telah banyak berjasa bagi negara, khususnya relawan AAJ.

“Kami di AAJ merasa terhormat menjadi relawan beliau. AAJ bisa mencapai level ini karena nama besar Pak Jokowi,” kata Isnaini kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.

Isnaini menambahkan, rasa syukur merupakan ciri khas budaya Timur. Sebab, Presiden Jokowi dan istrinya sudah memimpin Indonesia selama 10 tahun terakhir.

“Masyarakat mau ngomong apa, tapi bagi kami Pak Jokowi dan Bu Iriana adalah panutan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya saat itu hanya memasang baliho komersial. Namun diakuinya, kelompok relawan AAJ di berbagai daerah juga memasang baliho dan spanduk dengan pesan yang sama secara mandiri.

“Di beberapa daerah, relawan kami mencetak cetakannya sendiri meski hanya menggunakan bambu. Kita serahkan kepada masing-masing bagaimana menyikapinya,” ujarnya.

(Sabtu/Senin)



Exit mobile version