Site icon Pahami

Berita Jejak Bashar Al Assad, Presiden Suriah yang Digulingkan Pemberontak


Jakarta, Pahami.id

Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan dari tahta oleh pasukan pemberontak dan kelompok oposisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) yang dipimpin oleh Abu Mohammed Al Julani.

Dia adalah generasi kedua tiran yang telah memerintah Suriah selama lebih dari lima dekade. Assad mengambil alih kepemimpinan Suriah dalam pemilihan umum pada tahun 2000, setelah ayahnya Hafez al-Assad meninggal.

Sang ayah adalah bagian dari kelompok minoritas Alawi, sebuah cabang dari sekte Syiah. Hafez al-Assad memulai karir politiknya sehingga ia bisa memimpin Partai Baath, sebuah partai yang mengusung nasionalisme Arab dengan kecenderungan sosialis.


Assad muda tumbuh dalam bayang-bayang ayahnya yang mendekatkan Suriah dengan Uni Soviet. Assad sebenarnya adalah anak kedua Hafez dan bukan sosok yang dipersiapkan menjadi penerus rezim. Namun kakak laki-lakinya, Bassel, meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1994.

Bashar Al Assad kemudian menjadi pusat perhatian nasional. Ia juga mempelajari ilmu kemiliteran, bahkan menyandang pangkat kolonel di tentara Suriah.

Keberhasilannya sebagai orang nomor satu juga didukung oleh parlemen Suriah yang mengubah konstitusi negaranya. Usia minimum untuk mencalonkan diri sebagai presiden diturunkan dari 40 menjadi 34 tahun, yang merupakan usia Assad pada saat itu.

Negara-negara Barat mengharapkan sesuatu yang berbeda dari Suriah di bawah pemerintahan Assad. Faktanya, Al Assad tidak lagi sederhana dalam memimpin negaranya.

Mereka masih mempertahankan hubungan tradisional dengan beberapa kelompok oposisi seperti Hamas dan Hizbullah. Assad bahkan memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak mendukung pemberontak melawan tentaranya.

Suriah telah dilanda perang saudara, setidaknya sejak tahun 2011. Negara ini telah menjadi tempat berkembang biaknya ISIS. Selama perang saudara, Suriah juga menjadi wilayah perang proksi antar kekuatan regional di Timur Tengah.

Pada tahun 2015, Bashar Al Assad menegaskan bahwa Suriah tidak akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang fokus menghancurkan ISIS. Konflik ini juga merupakan warisan dari kepemimpinan brutal Assad.

CNN mengklaim ratusan ribu orang tewas akibat perang tersebut. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan terdapat lebih dari 7 juta pengungsi dan lebih dari 6 juta pengungsi internasional pada awal tahun 2024.

Mantan presiden Suriah ini memiliki seorang istri bernama Asma al-Assad, yang dinikahinya pada tahun 2000. Istrinya adalah mantan bankir keturunan Suriah yang besar di London.

Sedangkan kelompok yang menggulingkan rezim Bashar Al Assad adalah Hayat Tahrir Al Sham (HTS). Pemberontak tersebut dipimpin oleh seorang tokoh bernama Abu Mohammed Al Julani.

(skt/wis)



Exit mobile version