Jakarta, Pahami.id —
Jenazah mendiang pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyahakan dimakamkan di Qatar.
Menurut sumber yang terkait dengan Hamas, pembicaraan antara Hamas dan pejabat Iran sedang berlangsung mengenai pemakaman Haniyeh. Namun rencananya Haniyeh akan dimakamkan di ibu kota Qatar, Doha.
Namun, seperti diberitakan Agensi AnadoluSejauh ini Iran, Hamas, atau Qatar belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait waktu dan tempat peristirahatan terakhir Haniyeh.
Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara di wisma veteran perang milik Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) di Teheran, Rabu (31/7) dini hari waktu setempat.
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Selain itu, Haniyeh juga bertemu dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, sebagian besar pihak, termasuk Hamas, percaya bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh.
Menurut laporan media, serangan itu berasal dari “proyeksi yang dipandu udara”. Sumber Iran yang mengatakan kepada media pro-Hizbullah Lebanon al Mayadeen mengatakan proyektil tersebut ditembakkan dari luar Iran.
Namun pihak berwenang Iran belum mengonfirmasi hal tersebut, seperti dikutip Middle East Eye (MEE).
“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan teroris ini, tewas dalam serangan Zionis di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru Iran,” kata Hamas dalam pernyataannya, seperti dikutip AFP.
Kementerian Luar Negeri dan Korps Garda Revolusi Iran menyatakan, lembaga terkait saat ini sedang menyelidiki serangan yang menewaskan Haniyeh.
Ismail Haniyeh telah menjadi kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh adalah tokoh terkenal di Palestina, terutama setelah menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 2006, menyusul kemenangan telak Hamas dalam pemilihan parlemen.
Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, selama Intifada Pertama.
Selama invasi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh juga menjadi sasaran. April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh dibunuh Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah angkat bicara tentang kematian Haniyeh. Abbas mengutuk keras serangan itu dan mengatakan pembunuhan Haniyeh adalah tindakan pengecut.
(Dna)