Site icon Pahami

Berita Israel Serang Gaza saat Gencatan Senjata sampai Demo ‘No Kings’ di AS

Berita Israel Serang Gaza saat Gencatan Senjata sampai Demo ‘No Kings’ di AS

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada Minggu (19/10). Meski gencatan senjata dengan Hamas masih berlaku.

Sementara itu, demonstrasi bertajuk “No Kings” terjadi di beberapa negara bagian Amerika Serikat, memprotes kebijakan Presiden Donald Trump.


Berikut ulasannya di Flash internasional hari ini, Senin (20/10).

Pasukan Israel menyerang Gaza, Palestina saat gencatan senjata dengan Hamas masih berlaku. Hal ini diberitakan media Israel pada Minggu (19/10) yang sebagian besar menggambarkannya sebagai serangan udara.

Israel terus menyalahkan Hamas karena melanggar gencatan senjata. Gencatan senjata ini diprakarsai oleh Amerika Serikat dan telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Tentara Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa “beberapa teroris” menembaki pasukan di Rafah, tidak menyebabkan cedera.

Tentara kemudian mengatakan mereka menyerang kelompok “teroris” lain yang mendekati tentara di Khan Younis pada hari yang sama. Mereka mengatakan akan terus beroperasi untuk menghilangkan ancaman yang ada.

Seorang tentara Korea Utara (Korut) melintasi perbatasan darat dan kemudian memasuki wilayah Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (19/10). Militer Korea Selatan mengatakan telah menangkap pria tersebut.

“Militer kami menahan seorang tentara Korea Utara yang melintasi garis demarkasi militer (MDL) di pusat tersebut pada hari Minggu,” kata kepala staf Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.

“Tentara mengidentifikasi individu di dekat MDL, melacak dan memantaunya, dan melakukan operasi standar untuk menangkapnya,” katanya.

Puluhan ribu warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan sejak semenanjung itu terpecah akibat perang pada tahun 1950an. Kebanyakan dari mereka terlebih dahulu melakukan perjalanan darat ke negara tetangga China, kemudian masuk ke negara ketiga seperti Thailand sebelum akhirnya mencapai Korea Selatan.

Banyak orang turun ke jalan di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat dalam protes “Tanpa Raja” pada Sabtu (18/10). Para pengunjuk rasa melampiaskan kemarahan mereka terhadap kebijakan garis keras Presiden Donald Trump, yang dipuji oleh Partai Republik Trump sebagai demonstrasi “kebencian Amerika”.

Spanduk-spanduk berwarna-warni menyerukan masyarakat untuk “melindungi demokrasi,” sementara spanduk-spanduk lain menuntut negara tersebut menghilangkan badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) yang menjadi pusat tindakan keras anti-imigran Trump.

Para pengunjuk rasa mengecam apa yang mereka sebut sebagai taktik keras Trump, termasuk serangan terhadap media, lawan politik, dan imigran gelap.

(DNA)


Exit mobile version