Site icon Pahami

Berita Israel Klaim Agresi di Gaza Bisa Berakhir Tergantung Hamas


Jakarta, Pahami.id

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari berkata pemimpin Hamas dapat mengakhiri invasi militer Zionis jika kelompok tersebut tidak keras kepala.

“[Pemimpin Hamas] “Kita bisa mengakhiri penderitaan rakyat Gaza jika mereka berhenti bersikap keras kepala,” kata Hagari saat diwawancarai media Arab Saudi. Al Arabiyayang dikeluarkan Selasa (15/7).


Ia kemudian mengatakan, “Merekalah penyebab penderitaan yang dialami masyarakat Gaza.”

Hamas, kata Hagari, menghalangi Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata. Dalam wawancara dengan Al Arabiya dikutip dari Al Jazeeradia menunjukkan foto orang-orang yang masih disandera Hamas.

Dengan kata lain, penolakan Hamas untuk melepaskan seluruh sandera dianggap sebagai batu sandungan bagi gencatan senjata.

Israel melancarkan invasi ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Dalam operasi tersebut, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit dan kamp pengungsi.

Invasi Israel telah menyebabkan lebih dari 38.000 orang di Palestina tewas, ratusan ribu rumah hancur, dan puluhan rumah sakit lumpuh.

Upaya gencatan senjata terus dilakukan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat sebagai mediator.

Namun negosiasi seringkali menemui jalan buntu ketika membahas durasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan/sandera.

Hamas ingin invasi Israel berhenti selamanya dan mereka menarik seluruh pasukan dari Palestina. Sementara itu, Israel menginginkan semua sandera dibebaskan dalam keadaan hidup atau mati.

Proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan hanya menawarkan gencatan senjata selama enam minggu dan akan diperpanjang jika kedua belah pihak sepakat.

Selain itu, Israel juga sedang mengalami gejolak internal. Pemerintahan Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan dari kelompok sayap kanan.

Kelompok konservatif di kabinet menilai penandatanganan gencatan senjata sama saja dengan mengibarkan bendera putih Israel.

(isa/bac)


Exit mobile version